Monday 22 November 2010

Tolong sayangi mereka. Mereka Juga Manusia

Mbak siti nya lagi jalan-jalan, paling nyariin sampah-sampah 
itu jawaban pertanyaan yang aku dan mbak elin (Psikolog Puskesmas) terima saat kami pergi mengunjungi rumah salah satu penderita skizofrenia dan menanyakan keberadaan mbak siti.

Mbak Siti (bukan nama sebenarnya) adalah seorang penderita skizofrenia, yang dalam bahasa inggris umum disebut PWS (People With Schizophrenia) atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut ODS (Orang Dengan Skizofrenia). Sepertinya pemberitaan tentang ODS belum begitu banyak terdengar yah? jangankan berita, istilah ODS saja pasti terdengar cukup menggelitik telinga kita.

Wajar memang! istilah ODS sendiri baru ada di pemahamanku saat aku semester 7, meskipun istilah skizofrenia sendiri sudah berkeliaran disekitarku semenjak aku kuliah. apa sih skizofrenia? kok namanya terkesan canggih banget. Well, sebenarnya penyakit ini juga cukup canggih sih.

Skizofrenia didefinisikan sebagai sebuah kelainan otak yang berbahaya dan kronis (Frith & Johnstone, 2003) yang dialami oleh individu dengan kondisi psikologis tertentu sehingga terjadi predisposisi genetik yang diaktifkan oleh faktor-faktor intrapsikis dan interpersonal (Gabbard dalam Arif, 2006) dan berlangsung selama paling tidak 6 bulan termasuk 1 bulan terlihatnya gejala aktif.  Penderita skizofrenia umumnya mengalami gejala-gejala yang umum terlihat seperti waham (delusi), halusinasi, gangguan proses pikir, ekspresi wajah kosong atau datar, dan perilaku yang aneh (Irmansyah, 2000)
Skizofrenia merupakan salah satu penyakit gangguan jiwa yang sangat berat. Loh, tadi katanya penyakit otak? Kok disebut gangguan jiwa juga? Maksudnya gimana?  Karena Skizofrenia ini menyerang bagian otak penderitanya, otomatis ada beberapa neurotransmitter yang tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik sehingga informasi-informasi tertentu yang seharusnya sampai di bagian otak yang tepat justru menghilang entah kemana. Parahnya lagi, informasi-informasi ini berkaitan dengan proses berpikir dan emosi penderitanya. Long put short, ODS memiliki hambatan dalam proses kognisi serta afeksi mereka. 

ODS ini biasanya menyendiri, sering terlihat melamun, berbicara sendiri, tak jarang tangan dan anggota tubuh lain bergerak-gerak liar, mengoceh sendiri sampai mengamuk. Mereka bisa terlihat sangat manis dengan duduk di satu tempat berjam-jam tapi uga tidak jarang berkeliaran dengan ekspresi marah tergambar di wajah. Kalau melihat mereka berbicara sendiri, bukan berarti mereka berbicara dengan angin. karena biasanya para ODS mengalami halusinasi, baik itu visual maupun auditori, yang membuat mereka melihat satu atau beberapa sosok yang berkegiatan seperti manusia biasa bahkan mengajak mereka mengobrol dan membisiki mereka untuk melakukan atau bahkan tidak melakukan sesuatu. Untung kalau mereka dibisiki untuk shalat, mengaji dan berbuat lain atau mungkin hanya sekedar disuruh untuk tidak mandi. cerita akan sama sekali berbeda saat si pembisik ini menyuruh untuk melukai atau bahkan membunuh seseorang.

Mengingat kegawatan dari penyakitnya, ODS banyak yang dimasukkan ke RSJ. aku bisa bilang, mereka yang masuk RSJ adalah ODS yang beruntung. Kenapa? karena banyak sekali di luar sana ODS yang luntang lantung mengukur jalan atau bahkan duduk terpasung di rumahnya dan oleh keluarga sendiri. Setidaknya di RSJ mereka akan mendapatkan pengawasan serta medikasi yang membuat fungsi keseharian (mandi, makan dan kegiatan pengisi waktu) mereka terus terjaga, sedangkan di jalan atau terpasung? Jangankan medikasi, mendapatkan perhatian keluarga saja sudah untung. 

Menyinggung tentang keluarga, banyak sekali psikolog, psikiater dan perawat di luar sana yang menyuarakan pentingnya dukungan keluarga bagi ODS. bagi beberapa pihak, mereka menyadari hal ini sehingga membuat mereka memperhatikan anggota keluarga yang menderita skizofrenia, yang lain? Wallahualam..

Sekarang coba posisikan diri kamu sebagai adik/kakak/ibu/ayah/anak dari seorang ODS. Setiap hari kamu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan  dan mengurus keluarga. Keadaan di tempat kerja bisa jadi cukup membosankan atau bahkan sangat padat, bahkan kamu harus membawa beberapa pekerjaan kantor untuk diselesaikan di rumah. Saat pulang ke rumah, kamu pastinya akan mencari ketenangan dan kenyamanan di istana kecilmu kan? tetapi apa daya. Yang harus kamu hadapi adalah rumah yang kotor karena sampah yang menumpuk di halaman / rumah yang berhamburan sebagai akibat dari terpaan badai amukan ODS / tetangga yang menuntut ganti rugi karena kaca rumahnya yang pecah karena dilempari batu oleh ODS. Belum lagi melihat ODS yang terlihat sangat kucel dan kotor, dari badannya tercium bau khas ODS yang cukup menyengat hidung dan yang membuat emosi memuncak adalah keengganannya untuk disuruh menuruti aturan kita. Di tengah kelelahan itu, kita masih harus memasak makanan dan menyuapi makan ODS. setelahnya, bukan berarti kita bisa tidur nyaman, karena bisa jadi ODS menolak untuk tidur, ia justru cukup aktif dengan terus berceloteh atau bahkan mengamuk. di awal bulan, saat gajian yang cukup dinantikan justru menjadi masa-masa pusing. karena selain kebutuhan dapur dan biaya sekolah anak, kita harus mengalokasikan dana untuk biaya pengobatan ODS. Kapan nabungnya? 

sedikit banyak itu adalah gambaran dari kejadian keluarga dengan ODS walaupun tidak selalu. Keluarga mbak siti cukup membuat aku tersentak. Mbak Siti sudah cukup lama mengidap Skizofrenia. Menurut adiknya, mbak siti dulu adalah seorang kakak yang pekerja keras dan cantik. setiap bulan dia selalu memberi adiknya susu dan mie 1 kardus. belum lagi kalau adiknya sakit, pasti dia merawat adiknya sampai sembuh. sampai suatu hari, dia jatuh cinta dengan lelaki dari pulau seberang. sejak berpacaran dengan lelaki ini, dia tidak lagi "menyubsidi" adik-adiknya. uangnya selalu habis bahkan sepeda yang menjadi transportasi sehari-harinya sering dibawa si lelaki. suatu hari, lelaki ini membawa mbak siti pergi dari rumah malam-malam. keluarga bingung luar biasa, segala usaha untuk mencari mbak siti dilakukan tetapi nihil. Pagi hari, mbak siti pulang sendirian dengan rambut yang sudah dipotong acak-acakan dan sejak itu ia menyendiri dan seakan hidup di dunianya sendiri. shock dengan keadaan anak tersayangnya, sang ayah pun terkena stroke dan akhirnya meninggal dunia. 

semenjak itu, adiknya mbak siti, mbak Tina yang merawatnya. 
kalau bukan saya yang merawat mbak siti, siapa lagi mbak? kakak dan adik-adik tidak ada yang peduli. cuma 1 kakak saya saja yang terkadang ke rumah dan memberi uang sekedarnya. adik saya yang cuma tinggal di sebelah ini saja, nggak mau peduli. jangankan memberi uang untuk mengobati mbak siti, saya ajak menjenguk mbak siti ke RSJ saja nggak mau kok. 
mbak siti memang kesehariannya berada di RSJ, hanya beberapa hari dia dirumah. kali ini mbak siti ada di rumah cukup lama karena hajatan merapi yang tak kunjung reda. berbincang-bincang dengan mbak Tina merupakan hal yang sangat menarik. 
mbak siti itu pas awal-awal di rumah baik-baik saja mbak. dia di rumah, nonton tv, ngajarin anak saya matematika, jalan-jalan sekedarnya saja bahkan berbelanja segala ke pasar dan supermarket. kemaren itu, pas dia pulang dia bawa 1 pak daging cincang dan daging potong itu lo. pas saya tanya beli dimana, katanya di kasih ibu-ibu. saya lihat di plastik, ternyata dia beli di supermarket. pas obatnya masih ada, dia baik-baik aja. nah pas udah habis ini, dia sering tiba-tiba bilang "Tuh loh, si mbah e njijiki. bajunya kotor, manggil-manggil aku", tapi pas tak liat nggak ada apa-apa tuh mbak. cuma pohon-pohon aja. 

saat aku tanya, mbak siti kalau lagi "kumat" gimana? mbak tina malah menjawab dengan santai bahkan dengan tertawa 
dia itu kalau lagi kumat ya paling jalan-jalan di sekitar rumah ini, mungutin sampah trus dibawa ke depan rumah. jadi tumpukan gitu. sering dipakai dia buat pura-pura masak gitu. pernah saya tegur "ntar jatoh lo mbak itu pancinya ditumpuk di atas sampah gitu". eh bener to, ternyata langsung jatuh. dianya ya ketawa aja. dia juga seneng masak mbak. kadang dia beli mie sendiri di warung, trus dia masak di samping rumah. kadang saya lihati saja, tapi juga sering tak tegur. "enak e mbak kayake". dia jawab "Nyoh,,,gek gelem yo dipangan wae". kadang juga tetangga lewat dan liat mbak siti sedang masak "enak e ketoke mbak siti". "gelem po om? nyoh..".
mbak siti itu nggak mau dikasih sesuatu kalau dia nggak kerja mbak. pernah dulu dia tiba-tiba dikasih uang sama tetangga pas dia lagi nggak ngapa-ngapain. dibiarin aja tuh duitnya. tapi pas dia lagi nyabutin rumput di jalan, trus ada yang ngasih duit, dia mau. karena dia merasa kerja untuk dapat duitnya. Dulu pernah dia nyapu rumah gede, sudah capek to ya nyapu-nyapu gitu. eh selesainya nggak dikasih duit. Wuih,,,itu ngomel-ngomel di rumah mbak! aku yo cuma bisa bilang "wis to mbak. nyapu di rumah wae. reget e neng omah ki". habis itu ya dia diem aja.
kisahnya terdengar baik-baik saja yah? jauh sekali dari suasana frustasi seseorang yang menghadapi ODS. saat aku bertanya "capek nggak mbak merawat mbak siti?"
Yah, mbak siti itu kakak saya mbak. semua sudah nggak peduli, siapa lagi yang peduli k

alau bukan saya? Lagipula saya ikhlas kok. mbak siti juga nggak pernah macam-macam mbak. di RSJ juga kata perawatnya, mbak siti ini aktif dan tenang. Eh, dulu saya pernah didatangi sama pemilik pemancingan, katanya ikannya semua mati gara-gara mbak siti ngasih nasi basi ke kolamnya. ya saya jujur saja, saya orang nggak punya. mau ganti pakai apa? untungnya orangnya juga ngerti-ngerti saja, jadinya ya tidak apa-apa. Paling cuma begitu saja mbak. capek membersihkan sampah yang dia bawa saja, tapi juga kadang dia bantu membersihkannya.
untungnya warga sini menerima mbak siti. kalau jalan-jalan itu nggak pernah diganggu, bahkan kalau malam gitu, tukang ojek kadang mengantar mbak siti ke rumah. mbak siti juga sayang sama anak-anak. orang-orang sekitar sini tahunya "Mbak siti itu baik..". Anehnya ya mbak, saya ini kan bukan orang kaya. Tapi semenjak ada mbak siti, entah bagaimana caranya. selalu saja ada rezeki. kan mbak siti ini berobat ke RSJ pakai Jamkesmas itu mbak. jadi saya nggak perlu bayar untuk pondokan dan obat. kalaupun bayar masih murah lah. Mengurus jamkesmas juga tidak repot mbak. Padahal dulu nama mbak siti nggak masuk KK saya, Alhamdulillah bisa diurus cepat. lancar lah pokoknya mbak. 
mendengar itu, aku menghela nafas lega.. legaaaaa sekali. Alhamdulillah, Allah memang selalu ada bagi para umatnya kok.

mendengar berbagai cerita tentang mbak siti tak urung membuat aku penasaran dengan sosoknya. ternyata memang jodoh, beberapa menit sebelum aku berpamitan mbka siti pulang. dia tidak masuk rumah, melainkan duduk di depan rumah adiknya, memegang kayu dan mengorek-ngorek tepian pintu. saat melihatnya, mau tak mau aku mengamini kata mbak tina yang menyatakan kalau kakaknya itu cantik. waktu memang telah berputar dan penyakitnya seakan membawa semangatnya pergi, tetapi guratan kecantikan di wajahnya itu benar-benar maish terlihat. saat aku memperkenalkan diri
"Nhira" sambil berjabat tangan. dia pun menyambut tanganku dan menyebut namanya.
"mbak siti ngapain?"
"duduk aja" *sambil tangannya tak berhenti bergerak tetapi perhatiannya ada padaku
"habis dari mana mbak siti?"
"dari jalan kesana" *dia terus berbicara tapi dengan bahasa jawa yang cepaaaat dan tak bisa kumengerti artinya
(merasa nggak ngerti, aku cuma senyam senyum aja), aku pun pamitan
"aku pulang dulu ya mbak siti.."
"Iya (dia tersenyum manis) mau kuliah ya?"
(supaya tidak panjang lebar, aku mengiyakan saja) Ooooh *kembali dilanjutkan dengan bahasa jawa. kali ini sambil berbicara merepet dia berdiri dan mengibaskan tangannya di baju. duduk di tumpukan batako dan menghadap aku. mbak siti terus berbicara dengan bahasa jawa dan dalam kalimat panjangnya itu dia beberapa kali mengucapkan "maaf.."
"kenapa kok minta maaf mbak siti?"
"Ora *kembali ngomong bahasa jawa lagi...". Urghh,,,gemes rasanya. pengen bisa ngerti apa yang dia omongin.


saat mbak tina membisikkan padaku "suruh dia mandi dan keramas mbak", aku bertanya
"mbak siti udah mandi belum? udah sore loh"
"Belum, aku ki bar *ngomong bahasa jawa lagi T.T"
akhirnya setelah beberapa menit berbicara dengan mbak siti, aku benar-benar pamitan


"mbak siti, aku pulang dulu yah. Nanti jangan lupa mandi dan keramas yah! biar wangi"
"Iya. Maaf ya *ngomong bahasa jawa lagi"


"Iya itu mbak. sering sekali ngomong maaf. setiap ada apa ngomong maaf, kadang gak nyambung sama yang dia omongkan" kata mbak tina
aku cuma bisa tersenyum.
Sambil pamitan aku berkata
semoga urusan mbak Tina selalu dilancarkan Allah yah. semoga yang mbak tina lakukan selama ini kepada mbak siti mendapat pahala dari Allah. saya cuma bisa mendoakan. semoga mbak dan keluarga selalu kuat dan selalu dapat berkah dari Allah. 
kata-kata ini hanya bisa diamini oleh mbak Tina.

Di perjalanan pulang, air mataku menitik perlahan sampai akhirnya membanjir. entah untuk siapa.
Bibirku terus saja berucap,
Tolong Ya Allah, berkahi orang-orang seperti mereka. berikan mereka segala lapangMu di dunia dan Akhirat. Sungguh cuma Engkau yang berkehendak dan cuma Engkau yang berhak melindungi dan merawat mereka. 
orang seperti mbak Tina itu langka sekali. andai saja semua keluarga ODS bisa selapang mbak tina merawat mbak siti, andai semua masyarakat seperti masyarakat desa ini, yang mau menerima orang seperti mbak siti di lingkungannya pasti ODS juga bisa merasakan indahnya dunia. 

Dunia bukan cuma milik orang sehat kan?
Dunia bukan cuma milik orang yang menderita penyakit organik kan?
Para penderita gangguan jiwa terutama ODS juga berhak untuk hidup bersama di dunia luas ini kan?

Tolong terima mereka dengan hatimu
karena sebenarnya, cuma itu yang mereka butuhkan.

Kalau mereka bisa memohon pada Tuhan, mereka pasti tidak ingin menderita gangguan jiwa
kalau mereka bisa memilih takdir, mereka juga tidak ingin memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa

Tolong Terima mereka..
Mereka Juga manusia..
Tolong Sayangi mereka.. 



Monday 15 November 2010

Dengan kereta ku pergi, Dengan kereta ku kembali

naik kereta api Tuttt Tuttt Tutt
siapa hendak turut? 
Ke bandung... Surabaya... 
(Tak) bolehlah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama 

Di masa kecilku, lagu ini sering kali kunyanyikan dengan teman-temanku. biasanya kami menyanyikan ini saat main kereta-keretaan. rasanya senang sekali saat berdiri berbaris panjang dan badan berlenggak lenggok saat bermain kereta-keretaan ini. 
Saat itu nhira kecil belum pernah melihat dengan mata kepala sendiri seperti apa wujud si ular besi ini. Bentuk-bentuk kereta hanya bisa kulihat dari berbagai gambar di buku-buku mewarnai dan buku-buku belajar membaca. kejadian ini terus berlanjut, setidaknya sampai aku menginjak SD. Papa dan Mama mengajak berlibur ke Jakarta, dimana akhirnya aku berhasil melihat langsung si ular besi dengan kedua mataku sendiri. ternyata, hanya melihat tidaklah cukup. Ingiiiiin rasanya menjejakkan kaki ke dalam dan berjalan-jalan di dalam kereta. 
bagaimana yah rasanya naik kereta? 
sepertinya kurang lebih itulah yang terlintas dalam pikiranku saat itu. 

Akhirnya, niatan untuk merasakan naik kereta pun terlaksana. setelah melalui perencanaan panjang, akhirnya aku, winda dan devi berhasil mewujudkan misi kami untuk liburan ke bandung-jakarta. Berangkatlah aku dan devi ke bandung naik KA Eksekutif Turangga. Wuih,, pernah kan merasa sangat excited saat mendapatkan sesuatu yang kamu idam-idamkan sejak dulu? 

Pengen lompat-lompat?
jantung berdetak begitu cepat?
Bibir tak henti menyunggingkan senyum? 
Itu semua aku rasakan saat aku akhirnya duduk menunggu kereta ini datang di stasiun tugu Jogja. 

saat kereta datang? 
Percaya deh, jantung ini rasanya mau keluar saking senangnya.. Hahahaha

Sebenarnya, aku juga pernah naik kereta. Kereta Parahyangan dari bandung-jakarta dan Prameks Jogja-solo sudah pernah kunaiki, tapi dari dulu aku pengen banget merasakan naik kereta yang lama, perjalanan yang cukup lama sehingga aku bisa merasakan kursi kereta untuk tidur. 
akhirnya saya naik kereta!!!! 

Perjalanan kereta malam itu cukup menarik. walaupun cukup lelah, mata seakan tak rela untuk menutup. memang mata tak begitu dimanjakan dengan pemandangan di luar jendela, tetapi obrolan heboh di tengah malam cukuplah menjadi teman seperjalanan sembari mata ini berusaha melihat setiap detail dalam kereta ini. 

aku bisa bilang kalau perjalanan kereta dari jogja-bandung kali ini cukup menyenangkan, walaupun terkadang tidurku terusik dengan suara kereta yang agak horor (seakan roda kereta ini mau lepas dari relnya). tidurku cukup nyaman, AC dalam kereta masih dapat ditolerir (dapat selimut dan bantal juga looh!!!), penjual makanan berseliweran, barang aman dan tidak ada tindakan tidak senonoh yang terjadi. yah,, cukup pantaslah kereta ini menyandang gelar kereta eksekutif. 

Saat langit mulai terang, tanda matahari mulai menggeliat barulah pemandangan yang tak akan kulupakan selama hidupku tertangkap kedua mataku. sawah-sawah hijau dan gunung seakan membiusku di subuh itu. Saat aku beranjak dari kursiku untuk memenuhi panggilan alam, otomatis aku keluar gerbong keretaku. angin pagi yang dingin menusuk menyambut bersamaan dengan pemandangan hijau nan landai di luar sana. Sesaat aku merasa bukan di Indonesia. 
Subhanallah,, bagus banget siiih!!! Ini pemandangan JUARA nih. 

Belum putus rasanya kekagetanku, ternyata saat masuk ke toilet kereta ada yang lebih mengagetkanku lagi. Ternyata segala hajat yang dibuang di toilet ini tidak ditampung di tempat khusus melainkan langsung terjun ke bawah kereta (baca: jalan rel kereta). 
WOW

toilet seperti ini bukan pemandangan baru buat aku sebenarnya. saat safari zaman aku AFS dulu, aku juga pernah menggunakan toilet seperti ini, dulu kami menyebutnya "bush toilet", tapi kan itu di tengah-tengah hutan dan segala hajat yang dibuang pun akan langsung tertanam berpuluh-puluh meter dari permukaan tanah. bukan di jalanan kereta seperti ini!! Ckckckck,,, akhirnya aku menemukan satu ketidakpantasan dalam kereta eksekutif Indonesia. 

seakan tak mau kalah dengan pesawat terbang, ternyata kereta ini pun memiliki majalah kereta, berisi tentang berbagai informasi tentang kereta dan berbagai tempat wisata di kota Bandung dan sekitarnya. berhubung aku dan devi buta mengenai bandung, kami pun sepakat untuk mengambil majalah ini untuk menjadi guide kami, yang ujung-ujungnya nggak terlalu digunakan juga sih :)) dan sekarang pun aku lupa dimana menaruh majalah itu. 

Sekitar jam 7 pagi, akhirnya kereta ini memberhentikan diri di stasiun bandung. Aaaah,,, halo Bandung!!! bubur ayam depan stasiun pun diputuskan menjadi langkah awal kami berkuliner di bandung.. 

Aku pikir inilah kali terakhir aku menaiki kereta dalam liburanku ini. tapi ternyata merapi membuat liburanku yang awalnya cuma bandung jakarta harus bertambah menjadi tangerang. Situasi merapi yang tidak kondusif membuat papa mama merasa harus mengungsikan anaknya dan tanteku di tangerang dengan sigap menerima keponakannya ini. hihihi

keberadaan aku di tangerang nggak disia-siakan oleh tanteku. dengan semangat si tante mengajak aku ke mangga dua. 
kita ke mangga dua naik kereta aja neng, jam 9 kereta berangkat dari stasiun tangerang. nanti kita tinggal jalan atau naik angkot aja dari stasiun jakarta kota ke mangga dua. 
Denger mangga dua, aku siih hayuuuk aja!!!
Jadilah aku naik kereta lagi. bisa dibilang, selama "liburan" di tangerang aku cukup kenyang naik kereta. walaupun cuma berkereta selama 1 jam, ternyata cukup banyak hal yang aku lihat dan cukup membuatku tertegun. kalau selama perjalanan jogja-bandung yang aku lihat adalah yang baik-baik, maka kali ini aku melihat sisi gelap jakarta. 

rumah-rumah kecil dari kardus dan triplek terlihat rapuh tapi ternyata cukup kuat menahan terpaan kencangnya angin kereta. sampah berbagai bentuk dan jenis bertebaran di sekeliling rumah, hidup di rumah yang sempit dan kurang ventilasi belum lagi dengan sanitasi yang sangat jauh dari kata memadai. begitu kontrasnya dengan gedung-gedung modern nan kinclong di latar belakang rumah mereka. 


anak-anak kecil bermain di antara rel-rel rumit kereta, berlarian seakan tak kenal takut bahkan tidak tampak khawatir melihat kereta yang tanpa ampun berseliweran di sampingnya. sekelompok bapak dan ibu yang berjuang mencari nafkah dengan berjualan di antara rel-rel kereta api. bahkan segepok pisang yang dijual ditaruh hanya sekitar 10cm dari rel kereta. Ckckckck,,, satu realita kembali tersaji di hadapan mukaku.

2 kali bolak balik naik kereta tangerang ekspres ini cukuplah mengajariku banyak hal. berbagai cara mengejar kereta sudah dilalui, mulai dari duduk manis menunggu datangnya kereta sampai pada lari kocar kacir mengejar kereta yang sudah mau berangkat. perjalanan dengan duduk dan berdiri pun sudah dirasakan. beginilah memang kalau menggunakan transportasi umum.


Sampai akhirnya tiba saatnya untuk pulang ke Jogja. lagi-lagi karena merapi, penerbangan ke jogja semua ditutup. jadilah aku harus lewat solo dulu sebelum mencapai jogja. Untuk ke jogja pastinya harus naik prameks kan? disini terjadi kejar-kejaran waktu lagi antara aku dan prameks. pesawat mendarat sekitar pukul 5.10 dan kereta berangkat pukul 5.54. mau tak mau, taksi dari bandara adi sumarmo kuminta untuk ngebut mencapai stasiun purwosari. Phewww,,, sampailah akhirnya di stasiun dan tiket prameks pun aman di tangan. Tengok kanan kiri, stasiun ini cukup penuh. 
bakal berdiri di kereta ni kayaknya
benar saja,, prameks dari balapan sudah penuh banget. tambah lagi penumpang dari purwosari. Yaaa sudah,, berdirilah dengan tegar aku di kereta selama kurang lebih 1 jam. tak banyak yang dapat dilihat di luar kereta kali ini. tapi tentu saja pemandangan di dalam kereta tak kalah meriah. banyak penumpang yang duduk bergelimpangan di lantai kereta, anak kecil yang digendong papa mamanya dan terlihat damai sekali dalam tidurnya seakan tak mendengar teriakan penjual makanan dan koran mondar mandir gerbong, seorang lelaki dan wanitanya yang saling mengobrol lirih bahkan ada yang saling sms an padahal mereka duduk berseblahan, kakek yang duduk di pojokan memegang karung gandumnya erat, nenek yang berjongkok dengan menggandeng cucunya yang duduk bersandar di dada sampai pada muda mudi zaman sekarang yang heboh mengobrol atau bahkan hanya duduk diam sambil mendengarkan lagu yang ada di playlistnya. 

Kereta,,
dengan caramu sendiri ada pesona yang menguar


tampilanmu yang mewah 
maupun yang kusam mengajarkan berbagai hal padaku 

kini aku tak lagi hanya sekedar menyanyikan lagu kanak-kanak zaman dulu
aku MERASAKAN naik kereta api yang tak lagi berbunyi tuuuttt tuttttt tuuuttt..

beberapa menit sebelum kereta ini sampai di lempuyangan
tiba-tiba satu kesadaran menyusup di otakku 
kemarin pergi liburan naik kereta, sekarang pun mengakhiri liburan dengan kereta 

Well,, see you around train!!
Thanks for the amazing experience!