Thursday, 15 November 2012

Hujan

Jogja akhirnya disinggahi oleh awan hitam yang dengan senang hati menumpahkan seluruh isinya ke seluruh penjuru kota.
Untungnya saat hujan deras mengguyur kota, aku sudah ada di rumah, segar sehabis mandi dan siap untuk makan malam.

Hujan kali ini ternyata tak datang sendirian, dia datang bersama angin yang cukup kencang.
Dalam hati, aku tak henti mengucap syukur karena tadi sehabis dari kampus, aku langsung memutuskan untuk pulang.
Baru saja aku selesai mengucapkan "Alhamdulillah", tiba-tiba terdengar sebuah suara "krincing-krincing" khas penjual sate dari luar.

Ya Allah, itu beneran tukang sate jualan pas hujan deras begini? Semangat sekali!!! -ucapku sambil lalu-
ternyata, ucapan sambil lalu ku ini ditimpali oleh diriku sendiri
Itu yang namanya bekerja keras, Nhira. Bapak tukang sate ini pasti punya keluarga yang menunggunya di rumah. Kalau dia tidak terus berjualan, bagaimana caranya bisa memberi makan keluarganya? 

Deg!
Hatiku rasanya mencelos.
Rasanya jantungku mau jatuh saat itu juga.

Ternyata di luar sana, ada orang yang menolak untuk menganggap hujan sebagai halangan untuk bekerja.
Ternyata di luar sana, hujan bukan jadi penghalang untuk mencari sesuap nasi.
Dan ternyata di luar sana, ada orang yang berani untuk mengalahkan suara hujan dengan nyaringnya suara bel, demi beberapa rupiah yang akan dia bawa pulang ke rumah.

Tiba-tiba aku merasa ditampar.
Seharian ini aku berpetualang dari sudut sleman satu ke sleman lainnya demi menjalankan tugas praktek kerja dan demi berangkat ke Melbourne.
Seharian ini pula aku menembus hujan dan terkena terik matahari demi dua hal di atas
Seharian ini pula rasanya aku mau semaput karena dikejar waktu yang mepet untuk melaksanakan berbagai hal.

Baru 1 hari dan aku sudah merasa lelah sekali.

Padahal bapak tukang sate ini mungkin sudah berkali-kali dia terus berjualan di tengah hujan deras dan angin kencang.
 Tapi dia ternyata terus mendorong gerobaknya dengan setia.
Ya,,,dia kan punya keluarga yang harus dibiayai... Wajar dia seperti itu -ucap satu bagian diriku-
Bagian diriku yang lain menjawab
Memangnya kamu anggap mimpimu, cita-citamu dan tujuan hidupmu itu sesuatu yang tidak pantas untuk diperjuangkan? 
Memangnya mimpi-mimpi dan cita-citamu itu akan terwujud kalau kamu terus menerus memutuskan berhenti disaat keadaan tidak nyaman buatmu? 

Saat itu juga aku terdiam...

Aku menangis pelan..

Dear Future Nhira, 
 When you're on your way of pursuing your dream, 
 Let not rain, storm or even hurricane stopping you.. 
 Keep walking. Keep struggling.
 Because there is a cozy safe place, called your successful place,  waiting ahead of you