Monday, 26 October 2009

sahabat bagimu dan teman dekat bagiku

Sahabat??? 
apa itu? 

Terlalu luas untuk mendefinsikan sahabat, terutama untuk memaksakan pengertian diri sendiri terhadap apa makna sahabat kepada orang lain...

Kenapa? bukankah kita semua punya sahabat? 

Lalu kenapa itu begitu sulit untuk didefinisikan? 


Kawan,,,sadarkah kalian? 
1 orang manusia memiliki 1 otak yang terbagi menjadi beribu-ribu girus otak dan berarti memiliki pemahaman yang beraneka ragam atas suatu kata yang disebut sahabat. 

Maka, bila 1 manusia telah memiliki sekitar 100 pemahaman mengenai kata "Sahabat", bisa kah kau hitung berapa banyak pemahaman yang akan dimiliki oleh 250 ribu manusia Indonesia akan satu kata yang disebut "Sahabat"??


Masing-masing orang hidup dan menjalani aktivitas, keinginan dan impiannya masing-masing. 

Karena itu,cara hidup masing-masing orang tentulah berbeda antara orang satu dan yang lainnya. 

hal itulah yang membuat masing-masing orang ini memiliki level kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan berbagi dan kebutuhan untuk memperhatikan dan diperhatikan secara berbeda. 


Kembali ke topik awal, kenapa sahabat begitu susah untuk didefinisikan? 

karena memang, setiap orang memiliki pemaknaan yang berbeda terhadap sahabat...

ada orang yang menganggap bahwa sahabat adalah orang yang mengetahui dirinya luar dalam...

ada juga yang bilang sahabat adalah teman untuk saling berbagi 


Untuk aku sendiri,,,
aku bingung aku menginginkan sahabat yang seperti apa...
karena aku takut untuk mengkotak-kotakkan apa yang aku inginkan...

terlebih lagi,,,aku termasuk ke dalam orang yang sangat takut untuk melabel seseorang sebagai sahabat. 


Bukan karena mereka tak pantas untuk menjadi sahabatku,,,
BUKAN....SAMA SEKALI BUKAN...

itu karena ketakutanku sendiri,,,
aku takut untuk melabel dia menjadi sahabatku, karena aku takut tidak bisa melakukan semua peran yang harus aku tanggung dengan melabel dia sebagai sahabatku...


bukan karena aku takut dia akan mengambil separuh jam tidurku hanya untuk mendengarkan dia berkeluh kesah,,,


bukan karena aku malas menemaninya melewati masa-masa sulit...


percayalah, walaupun kau bukan sahabatku, walaupun kau orang yang baru aku kenal, kalau memang kau sedang melewati masa-masa sulit, aku akan ada di sampingmu...


ini semua karena AKU,,,


aku takut kalau aku tidak bisa menjadi seperti yang kau harapkan...
aku takut kalau ternyata kamu berharap terlalu banyak padaku dan jadinya kamu malah kecewa


aku bukanlah orang yang sangat gampang mengekspresikan semua yang aku rasakan
 aku bukanlah orang yang bisa menceritakan semua masalahku kepadamu

aku bukanlah seseorang yang bisa selalu ada di dekatmu  kapanpun


itu semua bukan karena aku tidak percaya padamu,,,
melainkan karena aku memang seperti itu. 

aku tidak bicara banyak mengenai permasalahanku, itu karena aku bukan tipe orang yang menganggap semua hal yang terjadi sebagai masalah bagiku...

mungkin terdengar seperti aku merepres perasaanku sendiri, tapi begitulah aku. 
semua hal yang terjadi padaku, tidak semuanya aku masukkan dalam hati...
tingkat rasionalisasi dan restrukturisasi pemikiranku sangatlah tinggi...


cenderung sangat mudah bagiku untuk merubah hal-hal negatif menjadi hal-hal positif. 


lalu,,kalau kau menganggap sikapku itu adalah salah satu bentuk ketidakmengganggapanku sebagai sahabat kepadamu,,,


apalah hendak dikata? 


Kawan,,,perspektif kita mengenai sahabat mungkin saja berbeda..
kamu mengharapkan sahabat bagimu adalah yang seperti A, B, C dan D...
aku menghargai itu,,,
tapi bisakah pernyataan ku kamu pahami? 
Nggak semua yang kita mauin bakal kesampaian,,,nggak semua yang kita tulis atau kita tetapkan harus terjadi,,,nggak semua standard yang kita punya harus terpenuhi...n last,,,nggak semua keinginan kita harus dituruti sama orang lain.
  
aku menghargai mu kawan,,,

walaupun sampai detik ini, aku masih bertanya-tanya 
kenapa kamu masih belum mengerti kalau aku adalah pribadi yang seperti ini??
aku pun ingin kau mengerti, bahwa tanpa aku menyebut atau melabel seseorang menjadi sahabat, bukan berarti aku nggak menghargaimu...



selama ini aku menggambarkan kedekatan aku dengan seseorang teman hanya sebatas 
dia teman baik aku,,,atau dia teman dekat aku
kata itu janganlah dipandang dari 2 kata yang dipasang bersama,,,
karena aku menghargainya lebih dalam daripada itu...
susah bagiku untuk mengucapkan 
dia teman baikku
 karena memang aku cukup selektif dalam memilih teman atau orang yang benar-benar bisa masuk dalam lingkup terdekatku.
 










Anda tidak boleh bernegosiasi dengan Impian anda

Sebuah artikel dari Mario Teguh Golden Moment

Anda tidak boleh bernegosiasi dengan impian Anda.


Anda tidak boleh bernegosiasi
dengan impian Anda.
Bernegosiasilah dengan apa yang harus
Anda lakukan untuk mencapainya.

Anda memang mungkin akan berakhir dengan keharusan untuk menerima yang kecil,
jika Anda kalah dalam bernegosiasi dengan orang lain.

Tetapi itu adalah kemungkinan yang bisa Anda perbaiki
dengan menjadikan diri Anda lebih ahli dalam jalan dan cara negosiasi.

Tetapi, Anda akan hanya mengharapkan sebuah kehidupan yang kecil,
jika Anda menang bernegosiasi melawan impian Anda sendiri.

Maka, jangan tawar impian Anda.
Jangan kurangi yang mungkin Anda capai.

Apa pun yang Anda impikan, biarkanlah ia besar dan tinggi.

Lalu, besarkanlah harapan Anda, tuluskanlah doa Anda, ikhlaskanlah kelebihan pelayanan Anda,
dan utuhkanlah keberserahan Anda.

Jangan kalahkan hak Anda untuk berhasil.

...........

Seorang nenek kebetulan berlalu saat saya berjalan menelusuri sisa-sisa dari yang dulunya adalah bangunan-bangunan tua nan elok di pinggiran sungai Batang Arao, Padang.

Dia membawa semua harta yang dapat dibawanya, dengan senyum dan keramahan yang membekukan langkah saya.

Jiwa yang kuat dan ikhlas seperti ini belum tentu berlabuh dalam badan-badan yang lebih muda, yang lebih kuat, dan yang lebih sehat.

Kekuatan jiwa adalah masalah keputusan.

Anda memutuskan untuk kuat, atau tidak.

Itu pilihan Anda. Bukan pilihan orang lain.

Jangan harapkan orang lain, yang akan memutuskan apa yang harus Anda hidupi dengan berani.

Ini kehidupan Anda.

Keputusan kehidupan adalah keputusan pribadi.

Putuskanlah dengan berani,

Karena,

Keberanian adalah bukti dari iman.

Sunday, 18 October 2009

Ajaibnya otak seorang Nhira

Heiii,,,,
so here's another silly story from a kinda silly girl (in my defence, i'm still a girl. so it's OK if i accidentally do random silly things)..

Alkisah, seorang Nhira janjian sama temennya buat nonton final basket di Stadion Kridosono..
Nhira ma temennya ini janjian jam setengah 4 nyampe di kridosono...

So,,,nhira berangkat dari kos jam 3.15. 
melaju kencanglah nhira bersama revo hitamnya...
jalan,,,jalan,,,selip kanan kiri, lewat gale, naek jembatan layang, nemu perempatan gayam dan berputar-putar stadion lah si nhira ini...
celingak-celinguk nyari keramaian para penonton basket...

hmmm,,,,kok nggak ada yah??? aneh banget!!! mana lagi nih pintu masuk stadionnya...


yah akhirnya muter-muterin tuh stadion lah sekitar 5 menitan...
n pas lagi muter-muter akhirnya baca tulisan
MANDALA KRIDA

SHOOT,,,,langsung lah aku sadar kalau aku salah stadion...

DODOL....

langsunglah aku tancap gas lagi,,,
lewatin perempatan lagi,,,naek jembatan layang lagi, selap selip kanan kiri dan sampailah aku pada stadion kridosono yang kali ini FULL ma orang-orang...
ckckckck,,,,,

Nhira....Nhira,,,,

berapa tahun sih lo di jogja???

entah ada apa dengan otak aku hari ini???
kelamaan dipake tidur kayaknya...
hahahaha....

tapi untunglah, ni otak bisa diajak kerjasama malam ini...

setelah tadi nge hang sejenak, ni otak bisa juga diajak kompromi untuk mengerjakan tugas review buku kesukaran belajar yang bahasanya njelimet itu...
ckckckckck,,,,

love u so much my brain...
terus bekerja yah,,,
hehehehe




 

Wednesday, 14 October 2009

Your last conversation to someone you love

Judulnya serem yah???
tapi sebenernya hal ini sangat ummm,,,,,sangat sedih (according to me..)


jadi tuh, malem ini ditengah-tengah lagi online sambil review jurnal, i suddenly found out that Armageddon is on!

FYI, setiap aku nonton ini aku selalu nangis.
no matter hhow many times i watch it, i always cry, especially in the ending part.
ketika Harry akhirnya terkoneksi sama anak perempuannya nan cantik jelita (Grace), tepat setelah harry memutuskan untuk menggantikan posisi AJ (pacar Grace) untuk tinggal di asteroid dan meledakkan asteroid itu.

di momen itulah, terjadi percakapan yang bener-bener berkualitas antara dua bapak dan anak ini.
saat itulah biasanya aku mulai nangis.
apalagi pas Gracenya bilang
aku bohong saat aku bilang aku nggak mau seperti kamu DAD (suatu kata yang paling ia benci untuk ucapkan). karena aku memang seperti kamu. semua hal baik yang ada pada diriku, itu semua berasal dari kamu.

kali ini pun, aku mulai menangis di scene ini,,,
beberapa kali aku menangis karena nonton film ini, aku langsung merefer pada kenyataan yang ada di diri aku.
gimana yah kalau aku harus kehilangan papa aku? 
gimana yah kalau papa aku harus melakukan hal yang sama kaya harry? aku harus gimana? aku belum ngelakuin apapun buat beliau?

beberapa kali aku nonton, terus-terusan itu yang terlintas di pikiranku...

malam ini, ada satu hal lain yang terlintas..
sesuatu yang membuat aku menangis lebih keras dan tergugu.

aku membayangkan, bagaimana kalau aku ada di keadaan dimana percakapan yang sedang aku lakukan dengan seseorang yang aku cinta adalah percakapan terakhir antara aku dan dia?

apa yang akan aku katakan?

sebutlah, percakapan itu adalah percakapan antara aku dengan orang tua ku.
aku mau bilang apa?

pengakuan atas semua kesalahanku selama ini?
pengakuan seberapa bandelnya aku selama ini?
pengakuan seberapa bangganya aku menjadi anak mereka?
pengakuan seberapa hebatnya mereka membentuk diriku yang sekarang?

berterima kasih atas semua yang telah mereka lakukan selama ini?
berterima kasih telah menyayangiku sampai aku sebesar ini?
berterima kasih karena mereka masih mau meminjamkan lengan mereka sebagai tempatku bersandar?

hanya itukah???
apalagi nhira??

tetapi,,,lebih dari itu semua...
satu pertanyaan polos cukup mengguncang hatiku...

hey Nhira,,,bisakah kamu menjamin bahwa kamu masih punya waktu untuk melakukan percakapan terakhir itu kepada orang tua atau siapapun yang kamu cintai?