Saturday 13 March 2010

Titania


Nama gadis itu Titania
Bukan tanpa alasan orang tuanya memberinya nama Titania, Titania melambangkan kekuatan dan memang begitulah Titania.
Badannya tidak lah besar, cenderung kecil malah
Tubuhnya yang tak begitu tinggi tapi sesuai dengan postur tubuhnya
Wajahnya menyunggingkan senyum dan menggelegarkan tawa beberapa kali, tapi saat ia terdiam hanya terlihat wajah kuat dengan sorot mata yang berubah-ubah sesuai perasaannya saat itu.
Sekilas ia tampak sama dengan gadis pada umumnya, tapi lihatlah jauh ke dalam mata dan jiwanya. Ia sekuat namanya,,,Titania..

“Sakit ini telah mencapai stadium lanjut, hanya pengobatan dengan dosis tinggi yang akan membantumu. Tapi itu pun tak akan membuatmu sehat seperti sedia kala”

Titania kaget, diapit kedua orang tuanya tidak membuatnya dapat menerima kabar ini dengan tegar. Kekagetan itu tergambar dengan jelas, tapi ia tak membiarkan kabar itu menghancurkannya
“Lalu apa yang akan terjadi dok?”
akhirnya suara titania terdengar
Dokter pun hanya menggeleng, tidak rela membiarkan kabar besar ini diterima oleh gadis mungil yang berusaha tampak tegar di depannya.

“ini suntik aku yang ke lima, setelah suntikan ke enam aku nggak boleh menyuntikkan obat ini lagi ke tubuhku. Dosisku cukup sampai disitu dan aku pun akan kembali ke keadaan sakitku seperti dulu lagi”  cerita Titania di suatu siang.

Tampang teman-temannya yang mendengarkan cerita titania sangatlah beragam. Ada yang menunduk, seakan takut untuk mendengar lebih banyak lagi. ada yang memandang Titania dengan kedua tangan menggenggam tissue yang sudah siap di bawah mata, Ada yang menatap wajah Titania langsung, seakan berusaha mencari tanda-tanda jatuhnya air mata. Tapi tidak, tidak ada tanda air mata itu akan turun. Seorang gadis mungil itu, mampu menghadapi penyakit yang mampu merenggut masa depannya itu dengan tegar. Sekali lagi kawan, dia Titania… tidakkah itu cukup?

“Dia orang yang selalu ada dan mampu memahami aku dan yang terpenting lagi, dia membuat aku bahagia. Tidakkah alasan itu cukup untuk membuatku memilihnya menjadi pendampingku? Dia merelakan waktu  istirahatnya aku ambil  untuk mengantarku ke berbagai tempat yang aku inginkan, dia mau memberikanku banyak hal walaupun ia dalam keterbatasan, dia mau menghadapi segala keegoisan dan kemanjaanku, dia mau berbagi segala kepenatanku dan yang terpenting, dia selalu mau berada di sisiku saat aku benar-benar butuh dukungan!!. ”
“aku ada di posisi aku saat ini, karena dia ada di sampingku. Lalu haruskah aku berpisah darinya?” 

Titania terlihat gamang saat mengatakan ini. Dia tak lagi tampak sekuat namanya, karena memang saat ini ketegarannya diuji. Salah satu tonggak penyangganya terancam hilang. Itu meresahkannya, secara batiniah, dia terguncang.

Mirza, lelaki yang selama ini telah begitu sabar dan memperhatikannya terancam pergi dari hidupnya. Bukan karena perasaan mereka yang berubah. Aku piker, walaupun bumi ini berguncang hebat dan merusakkan semua jaringan di dunia ini, perasaan mereka berdua tak akan berubah. Terutama perasaan Mirza pada Titania. Lalu mengapa?
Alasan paling klasik tetapi paling mendasar, yaitu ketidaksetujuan orang tua. Hidup di budaya Timur membuat masyarakatnya memandang pernikahan bukan hanya sebagai suatu persatuan antara sepasang laki-laki dan perempuan, melainkan persatuan dua buah keluarga. Apalagi Titania dan Mirza merupakan tipe anak yang memiliki kedekatan emosional dengan kedua orang tuanya. Mereka (terutama Mirza) lebih memilih untuk berpisah dibandingkan berhubungan –apalagi menikah- tanpa diiringi restu orang tua.


“Aku salah apa? Kenapa kesulitan seakan menjadi nama tengahku?” suara lelah Titania menutup untaian kata-katanya saat itu.
Bukan salah siapa-siapa, Titania. Ini semua memang sudah Takdir Tuhan yang sudah kamu sanggupi keberadaannya sesaat  sebelum kamu memperdengarkan tangisanmu di dunia ini.
Semua hal yang kamu hadapi serasa saling membelit dan tak akan membiarkanmu lepas. Karena memang begitulah adanya. Rantai kapal tak akan melepaskan kapal sampai si kapal sudah siap untuk berangkat. Dalam hal ini, kehidupan Titania selalu dijerat berbagai hal. Sakitnya, teman-temannya, Mirza, orang tua, permasalahan hidup adalah segelintir penjerat yang akan selalu ada sampai pada masa yang akan ditentukan.


1 thing at a time,

Aku selalu suka kalimat itu, karena kalimat itu menunjukkan bahwa setiap hal selalu terjadi pada masanya. Tak perlu memaksakan terjadinya sesuatu, karena kalau memang itu akan terjadi, maka terjadilah. Tak perlu mencari strategi jitu untuk membuat sesuatu yang terkesan mustahil menjadi sesuatu yang pasti terjadi.
Kita berhak bermimpi dan kita wajib untuk berusaha mewujudkan impian-impian itu. Hal terakhir yang dapat kita lakukan adalah berdoa dan berharap semoga apa yang kita inginkan terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena memang begitu adanya…

Teruntuk Titania-ku dan Titania-Titania lainnya,,
Berjuta ucapan salut dan pujian-pujian dari ku memang tak akan pernah cukup untuk menggambarkan kekagumanku, apalagi  membuat segala hal menjadi lebih baik. Satu hal yang pasti, semua manusia butuh dukungan, begitu pula Titania.
Pakailah sepasang telinga ini bila engkau butuh sepasang telinga ini untuk mendengarkan semua ceritamu
Pakailah bahu ini bila memang engkau butuh sandaran bagi kepalamu yang berat
Pakailah kedua tangan ini bila engkau butuh sentuhan penenang
Pakailah jari-jari ini bila memang engkau membutuhkannya untuk menghapus bulir air matamu
Izinkanlah hati ini untuk tertawa dan menangis bila memang engkau butuh hati lain untuk berbagi
Hanya dukungan ini yang bisa aku berikan dan semoga itu membuatmu semakin kuat
 




6 comments:

  1. Bagaimana nasib Titania selanjutnya?

    ReplyDelete
  2. hanya Allah yang tahu.
    Titania hanya bisa berdoa dan melakukan apa yang ia rasa baik baginya.

    ReplyDelete
  3. aQ berharap kerapuhan titania tak akan pernah membuat'y menjadi gadis lemah yg tak mampu tersenyum lagii....
    bukankah hidup hanya sekali, dan kesempatan sekali itulah titania harus menggunakan'y u/ selalu tersenyum & membuat semua org yg d'sayangi ttp tersenyum meski ia jatuh...
    kebahagiaan adlh ketika Qt berhasil membahagaiakan org2 yg Qt sayangi meski harus merelakan kebahagiaan Qt.. :)

    senyum ini u/ titania mu syg ^.^ :) =>

    ReplyDelete
  4. Bagaimanapun Titania adalah seorang gadis, yang punya ego untuk terus survivve tapi juga batasan untuk berperilaku layaknya seorang manusia.

    Semoga Titania bisa selalu bahagia dan menyungginggkan senyumnya, bukan hanya untuk teman-teman, kekasih dan orang tuanya, tapi untuk dirinya sendiri :)

    ReplyDelete
  5. Apakah Titania itu nyata ataukah penggambaran dari kehidupan seseorang lain? Kalau Titania itu memang ada, alangkah baiknya jika cerita ini diteruskan, olehmu atau oleh Titania sendiri... soalnya ceritanya bagus...

    ReplyDelete
  6. Titania itu NYATA mas,,
    tapi memang identitas asli disembunyikan (aku masih inget ilmu kodet nih :))

    monggo diteruskan kalau mau.
    i'm more than welcome :)

    ReplyDelete