Thursday, 16 December 2010

Mencapai Puncak Gunung

Naik naik ke puncak gunung
Tinggi tinggi sekali
Naik naik ke puncak gunung
Tinggi tinggi sekali
Kiri kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara
Kiri kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara
Naik-Naik ke puncak gunung (Lagu daerah dari Maluku)
Lirik lagu diatas begitu familiar kan?
Lagu anak-anak sepanjang masa ini menggelitik aku akhir-akhir ini.
Dulu, disaat aku beranjak remaja, aku sempat menertawakan lagu ini
Ngapain juga naik ke gunung liat kiri kanan. Jatuh baru tahu rasa!
itu komentarku dulu dan pernyataan ini belum begitu berbeda sampai beberapa bulan/minggu lalu.

Entah mungkin karena semester ini kuliahku agak lowong dari 2 semester lalu, jadi otakku yang memang suka berpikiran macam-macam menjadi tidak terbendung imajinasinya.

Seperti biasa, secara tiba-tiba, otakku langsung kepikiran lirik lagu ini di satu siang menjelang sore
Kiri kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara
tiba-tiba otakku memvisualisasikan aku sedang membopong ranselku naik ke gunung.
gunung yang hijau, dihiasi berbagai warna bunga yang menarik
langit biru tentunya terasa begitu dekatnya dengan aku saat itu
leherku tak henti berputar ke segala arah, seakan membantu memanjakan mataku melihat keindahan ini
puncak masih terlihat jauh, tapi aku terlihat begitu sumringah menenteng ransel hitamku menuju puncak.

Aneh,,
Visualisasi ini hanya terjadi tidak lebih dari 10 detik, tapi kenapa rasanya aku benar-benar ada disana ya?
Seakan aku benar-benar menuju puncak gunung dan melihat berbagai persembahan alam itu di depan mataku.
Bahkan, aku setengah mati menginginkan visualisasi itu kembali. Kali ini, aku akan memastikannya untuk bertahan lebih lama.
Seakan berhadapan dengan kaset macet, kali ini aku tidak berhasil. rasa penasaran dan keinginan untuk benar-benar ada disana membuatku susah untuk membayangkannya.

Lagi-lagi aku terdiam..
satu pemahaman menyusup di otakku.

Aku berjalan menuju puncak gunung, 
sama yah seperti posisi aku sekarang?

Aku saat ini sedang berusaha menuju puncak pendidikanku yang pertama, MENYELESAIKAN SKRIPSI.

Mataku seakan lapar melihat sekeliling, ada banyak bunga berbagai warna yang menarik mata,
sama yah seperti yang aku alami sekarang?
topik skripsiku menuntut aku untuk banyak berinteraksi dengan keluarga ODS (Orang Dengan Skizofrenia-cerita sebelumnya). interaksi ini bukan hanya sekedar bertemu beberapa menit dan menawarkan skala penelitianku untuk diisi, melainkan juga berbicara dan mendengarkan cerita mereka.

Aku bisa bilang, cerita-cerita mereka sangat menggugah aku.
Setiap aku bertemu satu keluarga ODS, aku hanya bisa mengurut dada dan mengucapkan rasa syukurku pada Allah.

Syukur karena Allah SWT masih memberikan begitu banyak hati mulia pada orang-orang terpilih ini.
Syukur karena Allah SWT masih memberikan rahmatNya pada orang-orang ini
terutama, Syukur karena Allah SWT masih memberiku kesempatan untuk mengenal keluarga-keluarga ini.

Jujur, ada rasa lelah dan pemikiran "apakah aku akan berhasil" saat aku melihat pergerakan angka responden skripsiku yang begitu pelan merangkak naiknya.
Alhamdulillah, Allah SWT masih sangat sayang dengan hambaNya yang satu ini

Aku diberikan DPS yang begitu baiknya dan begitu mendukung,

Aku diberikan dosen-dosen yang masih mau menoleh dan membantuku,

Aku diperkenalkan pada orang-orang yang begitu baik, yang mau membantuku mendapatkan responden dan belajar dengan melihat mereka menghadapi masyarakat,

Aku diberkahi teman-teman yang begitu luar biasanya mendukungku, bahkan dengan cara yang sepele seperti posting status di twitter dan facebook, juga posting notes dan blog,

Terlebih lagi, aku diberikan otak (dan atau hati?) yang cukup responsif terhadap banyak stimulus di sekitarku. Sehingga sering kali beberapa hal yang sepele (walaupun cuma sekedar sering jatuhnya sterofoam yang aku tempeli berbagai impianku atau uang 500 yang aku berikan pada tukang parkir atau adegan 1 sinetron, sekelebat iklan dll), dapat otakku rubah menjadi sesuatu yang aku analogikan dengan hidup sehingga dapat menginspirasiku sebegitu besarnya .

Kali ini, Otak (dan atau hati?) yang hebat ini kembali berulah sepertinya.
ditengah gerimis lelah dan putus asa yang terkadang muncul ini, Otakku selalu mampu menghadirkan berbagai hal yang justru membuat tekadku makin bulat.

Kamu pasti lelah dan merasa skeptis dengan jumlah responden yang kamu dapat sekarang Nhira, tapi lihat dan ingat wajah-wajah keluarga ODS yang sudah kamu temui. Kamu bukan hanya sekedar mendapatkan data di atas skala-skala penelitianmu itu. Kamu juga mendapatkan data kualitatif berkat obrolanmu dengan mereka dan kamu mendapatkan mata kuliah yang bernama Kasih Sayang dan Cinta Keluarga yang tidak kamu dapatkan di bangku kuliah mahalmu itu!

kalau kamu sadar, Ini adalah proses! Proses yang begitu berharga dan tak ternilai harganya. Proses yang tidak semua orang bisa sebegitu beruntungnya untuk menghadapi sendiri. Proses yang tidak begitu mudahnya untuk didapat. Proses yang mengajarimu begitu banyak hal, bahkan tanpa kamu sadari!
Pemahaman ini tiba-tiba saja datang padaku di tengah jalan saat aku mengendarai revoku kembali dari puskesmas hari ini.



Aku menaiki puncak gunungku saat ini 
Jalannya panjang dan mungkin berliku
Melelahkan dan mungkin aku akan sendirian di beberapa lekuk gunung
Tapi, akan selalu ada bunga-bunga berwarna-warni menarik hati di sepanjang perjalanan
Akan ada burung-burung berkicau memeriahkan suasana
Akan ada pohon-pohon dan awan yang menaungiku dari sengatan matahari dan serbuan rintik hujan
Akan ada teman seperjalanan yang aku temui
Akan ada keyakinan di hati, kalau aku akan sampai di puncak dengan selamat dan berbahagia
Pastinya, akan selalu ada Allah SWT yang membimbingku dan memberikan jalan

Well, I know it's a journey of mine that worth to travel..
So, No Hurry!! 
I will enjoy my every moment out of it. 


Saturday, 11 December 2010

Kopi Enak

Saya bukan penikmat apalagi pencinta kopi,
walaupun begitu saya suka kopi enak :)

Bagi orang-orang yang cukup mengenalku, mereka akan tahu kalau aku bukanlah peminum kopi. 
bukannya aku alergi pada kopi atau apapun, tapi simply karena aku nggak suka kopi. 
somehow, bau kopi membuatku tidak nyaman.
persis seperti bau jahe yang akan membuatku menolak berbagai macam makanan dan minuman bila bau jahe nya begitu menguar di udara. 
walaupun begitu, aku masih meminum kopi untuk kesempatan-kesempatan yang pastinya bisa dihitung dengan jari kuantitasnya. 

Lalu, mengapa di dini hari yang seharusnya aku memeluk guling, aku malah duduk di hadapan lappyku tercinta dan menulis tentang kopi? 

karena kopi ini BEDA
kopi ini kualitas JUARA dan pastinya berbeda dengan kopi-kopi lainnya. 

Kopi ini "Kopi Enak"
Enak karena nikmatnya dan rasanya yang tak ada duanya. 

Efeknya? 
Kopi ini mungkin tidak sekuat kopi double espresso yang sanggup membuatku tidak tidur berhari-hari dan membuat kepala pusing, tapi kalau dipikir-pikir lagi, kopi ini mampu untuk membuatku terjaga selama 1 malam. 

Kopi ini mampu membuat
- Aku tertawa karena letupan-letupan kecilnya
- Mataku berkaca-kaca terharu karena pantulan cahaya biji-biji kopinya
- Kegaduhan
- Dahiku berkerut dalam, karena terjebak dalam ketidak mengertian
- Mulutku untuk berbicara lebih banyak
- Level toleransiku berkurang bahkan hampir meneriakkan kejengkelan
- Aku berbagi berbagai pemikiran dan cita-cita
- Ketagihan!! 

Tidak merasakan nikmatnya kopi ini untuk jangka waktu tertentu, cukup membuatku sakau 
Sakau akan kebutuhan untuk mereguknya setiap saat aku mau
Sakau akan kehangatan yang ditimbulkannya
Sakau untuk mendengar berbagai celotehan yang tak henti terdengar seketika setelah kopi enak tersaji
Sakau akan keceriaan yang bisa aku dapat saat merasakannya 
Terlebih lagi, sakau akan keberadaan diriku yang penuh semangat dan tidak tertutup persona saat menikmatinya. 

Apakah aku sudah bilang kalau kopi ini kopi yang istimewa? 
Ya, kopi ini istimewa.
Kopi ini akan semakin nikmat seiring waktu bergulir
Kopi ini tidak akan pernah busuk atau basi, karena selama biji-biji kopi itu masih ada, kopi enak akan selalu tersaji kapanpun diinginkan. 

Malam ini, kembali aku menikmati kopi enakku
Hujan rintik yang tak kunjung henti tak menghalangi niatku untuk menyantap kopi enak ini, justru makin menyemangatiku untuk meredakan dahaga dan menghangatkanku 

Malam ini, kembali kopi enakku terasa begitu enak
Dan kenapa begitu? 
Karena Dorongan untuk mencicipinya begitu tak terbendung
Karena cita-cita, harapan, rencana, candaan dan pendapat makin merekatkan biji satu dengan biji lainnya 
Karena keberadaan masing-masing biji kopi membuatku bersyukur, bahwa biji-biji itu akan selalu ada disana dan selalu siap untuk diracik menjadi kopi terenak
Karena suasana yang tercipta begitu natural tanpa ada yang berusaha memperdaya

Alasan terakhir dan mungkin paling mendasar 
Karena aku menyayangi biji-biji kopi terbaik ini

Well, dengan adanya biji-biji kopi terbaik
Aku rasa bukan satu hal yang muluk untuk menikmati Kopi Enak kan?

I sipped my "kopi enak" with 3 others. I couldnt ask more for tonite ;-)