Sunday 8 April 2012

Memilih Sepatu

Beberapa waktu lalu, aku dan seorang teman pergi ke toko sepatu di sebuah mall besar. Saat memasuki toko sepatu, kami langsung menuju ke salah satu rak yang memajang berbagai jenis sepatu khusus wanita. 

Sambil berjalan menuju rak, aku telah memperhatikan beberapa model sepatu yang cukup menarik bagiku. Mulai dari modelnya, warnanya, aksesorisnya dan menaksir kira-kira sepatu itu muat apa tidak untuk kakiku yang cukup besar ini. 

Sesampainya kami di rak tersebut, aku langsung meraih sepatu yang sedari tadi aku perhatikan dan langsung membalik sepatu tersebut untuk memperhatikan nomor sepatu (dan harga tentunya :P). Kalau sepatu itu bernomor 40, barulah aku mencobanya di kakiku, kalau nomer sepatunya lebih kecil, maka aku akan menaruhnya kembali di rak. 

Beberapa kali aku membolak-bali sepatu dan memasangkannya ke kakiku. Ternyata, sepatu yang terlihat menarik di mata tak sesuai dengan besarnya kaki. 

Aku pun menoleh ke temanku dan melihat peruntungannya di toko sepatu ini. Aku memperhatikan dia saat dia tengah melihat-melihat sepatu. Saat ada yang menarik perhatiannya, dia akan mengambil sepatu itu dari rak dan langsung mencobanya. Saat sepatu itu kekecilan atau kebesaran atau pas baginya, baru dia akan membalik sepatu itu dan melihat nomor sepatunya (dan harganya, sepertinya). lalu dia akan berkata "pantes kecil, nomer segini sih" Beberapa kali dia terus menerus melakukan ini. 

Tidak habis pikir dengan "sistemnya", aku akhirnya bertanya. 
Kenapa kamu nggak liat dulu nomer sepatunya, baru mencoba pakai sepatunya? Daripada sudah nyoba, tapi ternyata nomernya nggak pas sama kamu? 
dia hanya menjawabnya dengan menggerakkan bahu saja dan terus memperhatikan sepatu lainnya. 

Saat itu aku kembali terdiam. 
Tiba-tiba saja ada pemikiran yang terlintas. 
Aku mempunyai sistem sendiri, dengan "memperhatikan sepatu yang aku inginkan, mengambilnya untuk dicek nomor sepatu (dan harganya), dan apabila nomer sepatunya sesuai ukuranku maka akan aku coba pakai". Ternyata, sistem ini juga yang aku pakai dalam hidupku. 

Dalam memilih sesuatu yang akan kulakukan, aku akan memilah berbagai hal/kegiatan. Memilih mana yang paling menarik untukku, lalu aku akan melakukan checking kecil-kecilan tentang apa yang harus aku lakukan kalau misalnya kegiatan ini akan aku jalani. Tak jarang checking kecil-kecilan ini aku lakukan dengan begitu niatnya sampai membuatku repot sendiri. Bisa dibilang, aku adalah orang yang benar-benar memastikan sesuatu yang akan kulakukan itu benar-benar baik, membawa manfaat bagiku dan menilai diriku bahwa aku MAMPU untuk menjalaninya. Lalu setelah aku cukup yakin, barulah aku melaksanakan kegiatan tersebut. 

Berbeda dengan temanku dan sistemnya yang "memperhatikan sepatu yang menarik - langsung mencoba untuk mengecek pas atau tidaknya - lalu setelah itu kekecilan, barulah dia  memastikan nomornya". 
Aku baru sadar, bahwa itulah sistemnya dalam menjalani hidup. Ia akan memperhatikan berbagai macam hal yang ia inginkan. Dia memilih beberapa hal yang ingin dia lakukan dan langsung melakukannya tanpa banyak pertimbangan. "Pokoknya aku melakukan apa yang aku inginkan: itu prinsipnya. Tanpa banyak pertimbangan tentang mengapa dia melakukan itu dan apakah dia mampu. 

Namanya juga manusia. 
Kita adalah orang yang menjalani kehidupan kita, sehingga kita tahu apa yang dibutuhkan. 
Kita sama-sama manusia, tapi kita juga punya cara sendiri untuk menjalani dunia ini. 
Sistemku mungkin adalah cara terbaik bagiku (saat ini) dan adalah cara yang paling cocok dengan sifatku yang ingin memastikan berbagai hal sebelum akhirnya menerjunkan diri. Mungkin terkesan repot, tapi ini caraku untuk mendapatkan ketenangan dalam menjalani berbagai hal. 

Bagi orang lain, sistemnya adalah dengan menerjunkan diri pada apapun yang dia senangi tanpa banyak pertimbangan. Karena ia pikir, semakin banyak mempertimbangkan, maka semakin banyak pula waktu yang terbuang untuk mendapatkan kenyamanan yang ia cari-cari. Which is kind of true, why we should wait for grabbing the happiness? 

Sampai detik ini, mungkin aku masih belum bisa memahami sepenuhnya kenapa orang lain tidak memilih sistemku yang organized untuk menjalani kehidupannya.
Tapi, satu hal yang aku tahu adalah...
apapun cara yang kamu pilih, selama kamu mendapatkan kenyamanan yang kamu inginkan dan butuhkan, kamu berhak untuk melakukan apapun yang kamu anggap terbaik buatmu. 

2 comments: