Sunday, 28 March 2010

A for my Exam

I know i'm (kinda) doing "suicide" right now..
in the middle of TONS and TONS of uni assignment, i bump myself for posting something,,,
Well,,,i'm wet anyway, why don't just make it ALL wet??

Beberapa hari ini, aku bener-bener menghadapi satu keadaan dimana aku benar-benar harus mengeluarkan pemikiran dan tenaga ekstra.

Tugas kuliah semakin menjadi-jadi, seakan berkejar-kejaran tiada henti.
Nggak ada satu malam pun yang aku lewatkan tanpa browsing buat tugas, merangkai kata-kata yang aku buat seindah mungkin untuk menyelesaikan tugas dan saat waktu menunjukkan tengah malam, baru badan ini mampu berbaring lurus sambil merancang "Tugas apa yang harus diselesaikan esok hari?"

Phew,,,
 Amanah sebagai Kormanit KKN juga cukup menyita pemikiran dan tenagaku. Tak ada yang bilang bahwa mengendalikan sejumlah manusia dengan segala jalan pemikirannya adalah hal yang mudah. itu pula yang aku rasakan.

Berbagai macam kepentingan dan prioritas harus berusaha aku sesuaikan dengan tujuan yang telah aku set dari awal. Belum lagi bila harus berbenturan dengan keinginan pribadi aku sebagai seorang Manusia, bukan sebagai Ketua ataupun embel-embel lainnya..
Hmfh....
Dengan seleksi AFS yang only around the corner, posisi aku sebagai PI AFS Yogya membuat aku harus mengontrol jalannya persiapan-akhir seleksi. PLUS urusan hostingku.. Harus mempersiapkan home interview bagi calon hostfam, ngurus kepulangan anak hosting disini..
Wew,,,

Kalau memang mau ngeluh, kayaknya 3 hal diatas sudah lebih dari cukup untuk membuat aku teriak
TIME OUT!!!
tapi sayangnya, ini bukan sebuah permainan bola atau basket dimana kamu bisa minta rehat sejenak, sekedar duduk dan minum buat menyegarkan diri dan kemudian kembali bertarung di jalanan..

YOU GOTTA DEAL WITH IT!!!
Lelah,,,memang LELAH...
aku juga sering bilang 1 kata ini di beberapa postinganku sebelumnya dan hal ini masih belum berubah.
Kondisi badan akhir-akhir ini pun tidak begitu mendukung semua kegiatanku.
Tapi akankah mengeluh akan selalu membawa manfaat?

Sharing sama teman memang terkadang membawa kesejukan tersendiri, tapi apakah intensitas sharing yang terlalu sering dengan topik yang sama tidak akan menjemukan? 
Aku pribadi tentunya akan merasa Jenuh..

So,,i won't see it as a huge obstacle, cause actually it isn't..

aku selalu menganggap bahwa
Life is a life time Learning,,, It's a PROCESS, so i gotta do it by steps
Karena pemahaman itu, aku selalu merasa bahwa selain "jabatan" aku sebagai Mahasiswi Psikologi UGM, aku juga Mahasiswi (entah semester berapa) di University of Life.

suatu universitas dimana aku akan terus menjadi mahasiswinya dan tentunya sebagai mahasiswi univesitas ini aku harus selalu siap menghadapi Ujian-ujiannya yang tak pernah dinyana kapan datangnya dan nilainya pun tak bisa selalu aku dapatkan dengan cepat. terkadang aku bisa mendapatkan hasilnya dengan cepat dan kontan, entah itu baik atau buruk. tapi terkadang, hasilnya baru bisa aku dapatkan bertahun-tahun kemudian (bahkan disaat yang tak pernah aku bayangkan)...

This is how this University works...
nilainya memang tak selalu dapat diprediksi kapan keluarnya (karena walaupun ada SIA nya, SIA universitas ini tak akan pernah lekang oleh waktu dan tak akan pernah dikejar deadline), 1 hal yang pasti, nilai yang diberikan Universitas ini akan KONTAN...

hanya orang-orang yang pantas mendapatkan nilai A, yang akan mendapatkan nilai A.
Kumpulkanlah dosen-dosen killer di seluruh Universitas di dunia, aku rasa tak akan ada 1 dosen pun yang mampu memberikan nilai seKONTAN dosen-dosen di Universitas ini.

Karena dosen-dosen universitas ini merupakan dosen-dosen handal yang tahu apa yang mereka kerjakan dan mereka mampu mengenali siapa yang berhak mendapatkan nilai A dan siapa yang mendapatkan nilai E.

Tak ada konflik kepentingan, yang ada hanya penilaian atas semua hal yang telah kita kerjakan

Tak perlu takut mereka akan berat sebelah, karena mereka akan adil

Tak perlu takut mereka akan menyalahkan jawaban kita karena jawaban yang kita berikan tak ada di hand out kuliah yang diberikan, karena mereka bukan tipe dosen yang hanya mencari satu jawaban. Terlebih lagi, TIDAK PERNAH ada hand out kuliah. Kamu hidup dimana? disitulah kamu belajar. Hanya itu prinsipnya.
Simple...Tapi bukankah sesuatu yang simple itu yang justru susah untuk dicapai?
 Nilai A ini yang ingin aku dapatkan..
No matter how hard it is
No matter how much tears that i'd wipe
No matter how tiring it is

I know it's a war that really worth to do..
It's hard to get an A for the University of Life's exam but it's not that impossible

Saturday, 13 March 2010

Titania


Nama gadis itu Titania
Bukan tanpa alasan orang tuanya memberinya nama Titania, Titania melambangkan kekuatan dan memang begitulah Titania.
Badannya tidak lah besar, cenderung kecil malah
Tubuhnya yang tak begitu tinggi tapi sesuai dengan postur tubuhnya
Wajahnya menyunggingkan senyum dan menggelegarkan tawa beberapa kali, tapi saat ia terdiam hanya terlihat wajah kuat dengan sorot mata yang berubah-ubah sesuai perasaannya saat itu.
Sekilas ia tampak sama dengan gadis pada umumnya, tapi lihatlah jauh ke dalam mata dan jiwanya. Ia sekuat namanya,,,Titania..

“Sakit ini telah mencapai stadium lanjut, hanya pengobatan dengan dosis tinggi yang akan membantumu. Tapi itu pun tak akan membuatmu sehat seperti sedia kala”

Titania kaget, diapit kedua orang tuanya tidak membuatnya dapat menerima kabar ini dengan tegar. Kekagetan itu tergambar dengan jelas, tapi ia tak membiarkan kabar itu menghancurkannya
“Lalu apa yang akan terjadi dok?”
akhirnya suara titania terdengar
Dokter pun hanya menggeleng, tidak rela membiarkan kabar besar ini diterima oleh gadis mungil yang berusaha tampak tegar di depannya.

“ini suntik aku yang ke lima, setelah suntikan ke enam aku nggak boleh menyuntikkan obat ini lagi ke tubuhku. Dosisku cukup sampai disitu dan aku pun akan kembali ke keadaan sakitku seperti dulu lagi”  cerita Titania di suatu siang.

Tampang teman-temannya yang mendengarkan cerita titania sangatlah beragam. Ada yang menunduk, seakan takut untuk mendengar lebih banyak lagi. ada yang memandang Titania dengan kedua tangan menggenggam tissue yang sudah siap di bawah mata, Ada yang menatap wajah Titania langsung, seakan berusaha mencari tanda-tanda jatuhnya air mata. Tapi tidak, tidak ada tanda air mata itu akan turun. Seorang gadis mungil itu, mampu menghadapi penyakit yang mampu merenggut masa depannya itu dengan tegar. Sekali lagi kawan, dia Titania… tidakkah itu cukup?

“Dia orang yang selalu ada dan mampu memahami aku dan yang terpenting lagi, dia membuat aku bahagia. Tidakkah alasan itu cukup untuk membuatku memilihnya menjadi pendampingku? Dia merelakan waktu  istirahatnya aku ambil  untuk mengantarku ke berbagai tempat yang aku inginkan, dia mau memberikanku banyak hal walaupun ia dalam keterbatasan, dia mau menghadapi segala keegoisan dan kemanjaanku, dia mau berbagi segala kepenatanku dan yang terpenting, dia selalu mau berada di sisiku saat aku benar-benar butuh dukungan!!. ”
“aku ada di posisi aku saat ini, karena dia ada di sampingku. Lalu haruskah aku berpisah darinya?” 

Titania terlihat gamang saat mengatakan ini. Dia tak lagi tampak sekuat namanya, karena memang saat ini ketegarannya diuji. Salah satu tonggak penyangganya terancam hilang. Itu meresahkannya, secara batiniah, dia terguncang.

Mirza, lelaki yang selama ini telah begitu sabar dan memperhatikannya terancam pergi dari hidupnya. Bukan karena perasaan mereka yang berubah. Aku piker, walaupun bumi ini berguncang hebat dan merusakkan semua jaringan di dunia ini, perasaan mereka berdua tak akan berubah. Terutama perasaan Mirza pada Titania. Lalu mengapa?
Alasan paling klasik tetapi paling mendasar, yaitu ketidaksetujuan orang tua. Hidup di budaya Timur membuat masyarakatnya memandang pernikahan bukan hanya sebagai suatu persatuan antara sepasang laki-laki dan perempuan, melainkan persatuan dua buah keluarga. Apalagi Titania dan Mirza merupakan tipe anak yang memiliki kedekatan emosional dengan kedua orang tuanya. Mereka (terutama Mirza) lebih memilih untuk berpisah dibandingkan berhubungan –apalagi menikah- tanpa diiringi restu orang tua.


“Aku salah apa? Kenapa kesulitan seakan menjadi nama tengahku?” suara lelah Titania menutup untaian kata-katanya saat itu.
Bukan salah siapa-siapa, Titania. Ini semua memang sudah Takdir Tuhan yang sudah kamu sanggupi keberadaannya sesaat  sebelum kamu memperdengarkan tangisanmu di dunia ini.
Semua hal yang kamu hadapi serasa saling membelit dan tak akan membiarkanmu lepas. Karena memang begitulah adanya. Rantai kapal tak akan melepaskan kapal sampai si kapal sudah siap untuk berangkat. Dalam hal ini, kehidupan Titania selalu dijerat berbagai hal. Sakitnya, teman-temannya, Mirza, orang tua, permasalahan hidup adalah segelintir penjerat yang akan selalu ada sampai pada masa yang akan ditentukan.


1 thing at a time,

Aku selalu suka kalimat itu, karena kalimat itu menunjukkan bahwa setiap hal selalu terjadi pada masanya. Tak perlu memaksakan terjadinya sesuatu, karena kalau memang itu akan terjadi, maka terjadilah. Tak perlu mencari strategi jitu untuk membuat sesuatu yang terkesan mustahil menjadi sesuatu yang pasti terjadi.
Kita berhak bermimpi dan kita wajib untuk berusaha mewujudkan impian-impian itu. Hal terakhir yang dapat kita lakukan adalah berdoa dan berharap semoga apa yang kita inginkan terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena memang begitu adanya…

Teruntuk Titania-ku dan Titania-Titania lainnya,,
Berjuta ucapan salut dan pujian-pujian dari ku memang tak akan pernah cukup untuk menggambarkan kekagumanku, apalagi  membuat segala hal menjadi lebih baik. Satu hal yang pasti, semua manusia butuh dukungan, begitu pula Titania.
Pakailah sepasang telinga ini bila engkau butuh sepasang telinga ini untuk mendengarkan semua ceritamu
Pakailah bahu ini bila memang engkau butuh sandaran bagi kepalamu yang berat
Pakailah kedua tangan ini bila engkau butuh sentuhan penenang
Pakailah jari-jari ini bila memang engkau membutuhkannya untuk menghapus bulir air matamu
Izinkanlah hati ini untuk tertawa dan menangis bila memang engkau butuh hati lain untuk berbagi
Hanya dukungan ini yang bisa aku berikan dan semoga itu membuatmu semakin kuat
 




Friday, 12 March 2010

Learn to love Yourself

Don't you ever wish you were someone else,
You were meant to be the way you are exactly.
Don't you ever say you don't like the way you are.
When you learn to love yourself, you're better off by far.
bagi yang belum tahu, tulisan diatas adalah potongan lirik lagu Stay the Same by Joey McIntire

lagu lawas memang, tapi entah kenapa beberapa hari ini aku sukaaaa banget dengerin lagu ini diantara beribu-ribu lagu yang ada di playlist winamp ku. 
entah mungkin ini pengaruh alam bawah sadarku yang menuntut "pelepasan kebutuhan" tertentu..

Entahlah, aku sedang malas berteori saat ini :))
1 hal yang jelas, saat aku benar-benar mendengarkan lirik lagu ini, secara nggak langsung aku tersindir dan pasti akan banyak orang yang tersindir *sok-sok nyari temen*

Jujur aja deh, semua pasti pernah merasakan atau paling tidak terbersit pemikiran 
coba aku jadi si A..
(I, My self were on that situation few times and i have no regret to admit that, because it's true and it's so natural :) )

Pasti pernah di satu waktu kita merasa 
seharusnya aku jadi kaya dia,, aku nggak mau jadi aku yang begini
sadar nggak kalau dengan menyatakan berbagai kata-kata itu kamu bukannya menolong diri kamu sendiri, justru malah makin menenggelamkanmu dalam lubang dalam yang bodohnya dirimu sendiri yang buat? 
It's a pity,,but it happens. 

Kita terkadang nggak sadar kalau sebenarnya kita "bersinar" dengan cara kita masing-masing.
karena itu di dunia ini nggak hanya ada satu warna, ada beribu warna di dunia ini. 

sering lihat ini?
 
 PELANGI 
iya, pelangi..

Kenapa banyak orang yang mengatakan bahwa pelangi itu bagus? 

Karena WARNA nya...
ada banyak warna yang berbeda dan kemudian bergabung menjadi satu. 
bayangkan kalau warna di dunia ini hanya ada satu, apa indahnya pelangi? 
bahkan pelangi pun tak akan mungkin ada.

Begitu juga manusia kan? 
apa serunya kalau hanya ada 1 jenis manusia di dunia ini? 
kebayang kacau nya dunia kalau semua wanita ingin seperti Miss universe dan semua pria ingin seperti Mr. Universe ?

Semua orang sudah punya "jatah tugas" masing-masing di dunia ini
ada yang berperan sebagai pemimpin, pendamping dan penyokong..

kalau kita bisa sadar tugas apa yang kita emban di dunia ini, kita nggak akan pernah mau menjadi orang lain. 
Tuhan itu adil, dia akan memberikan tugas sesuai dengan kemampuan kita. 

Lalu apakah baik bila kita marah karena telah mendapatkan tugas yang paling pas dan pasti bisa kita selesaikan?
apakah wajar bila kita kemudian mencak-mencak dan meminta tugas itu diganti dengan satu tugas yang bahkan kita tak tahu kemana itu akan membawa kita? 
Tak perlu menjadi peneliti untuk tahu, bahwa semua manusia memang secara lahiriah selalu mencari suatu kepastian dalam hidupnya.


I think that you could be whatever you wanted to be
If you could realize, all the dreams you have inside.
Don't be afraid if you've got something to say,
Just open up your heart and let it show you the way.
kembali dikutip dari lagu yang sama,,
kita nggak perlu menjadi orang lain untuk jadi apa yang kita mau
karena semua yang kita inginkan itu ada di hati kita
tanya hati kita lalu ajak otak untuk berunding tentang strategi apa yang harus dijalankan

It's as simple as that, 
yang kamu perlukan adalah dialog intrapersonal yang jujur..
seberapa sering kamu bertanya kepada hatimu?
seberapa baik hubungan hati dan otak mu? 

Believe in yourself, you will come alive
percaya sama diri kamu sendiri
karena kalau bukan kamu yang memulai untuk percaya sama diri kamu sendiri, siapa yang akan percaya? 

are you believe in yourself?



Saturday, 6 March 2010

Lelah berbuah sunggingan senyum

Lihat tampang lelahmu dan wajah pusingmu, karena suatu saat kamu akan mengingatnya dengan senyum bangga dan berkata "akhirnya aku berhasil"
kata-kata ini tiba-tiba muncul dalam pikiranku disaat aku dan Isya sedang  membicarakan balada KKN via twitter. 

walaupun kami nggak sekelompok, tapi pengalaman dan kesusahan akibat KKN ini benar-benar menghantam kami semua :) dan itulah yang mempersatukan kami yang beda kelompok ini.

LELAH,,jujur aku lelah. 
lelah fisik dan batin..
menerima amanah sebagai ketua seperti ini harus benar-benar bisa membagi waktu. 
apalagi kegiatanku tak hanya KKN ini,
masih ada tugas-tugas kuliah di semester ini yang seakan tak henti menggoda untuk diselesaikan ditambah lagi kegiatan AFS..

Jujur lagi,,saat ini aku ada di poin mengacuhkan anak hosting ku,,
Judith, maafkan aku yah..
Biarlah dida menjalankan tugas sebagai CPmu :)

Hhhh,,,aku nggak mau post kali ini menjadi postinganku yang desperate..

selelah apapun, aku harus berusaha dan BANGKIT
Karena aku tahu aku bisa..

aku dipilih sebagai ketua bukan tanpa alasan dan bukan tanpa kepercayaan
Kepercayaan itu yang harus dijaga. 

ini amanah dan bagaimanapun amanah itu adalah tanggung jawab
tanggung jawab itu nantinya akan dipertanyakan..
Jadi,, HARUS LAKUKAN YANG TERBAIK NHIRA 

kelelahan ini tak akan ada artinya,,
Visualisasikan senyum kebanggaanmu saat mengatakan "AKHIRNYA AKU BERHASIL"
karena itu yang akan terjadi nantinya (atas izin Allah SWT)

Mengutip kata Ibunya Irwan 
 memang kita tidak boleh mengatur, tetapi kita minta pengaturan-Nya

Ya Rabb, Nhira minta pengaturanMu yang terbaik,,,
Nhira telah berusaha sekuat tenaga dan akan terus berdoa,
hasilnya akan sepenuhnya Nhira serahkan pada Mu

in the mean time, i'd always keep in mind that one day i'm going to be succeess :)