Kalau menurutku?
Manusia itu mahluk yang Kuat, tetapi juga rentan.
Normatif?
Mungkin terkesan begitu, tapi cobalah dengar argumentasiku sebentar.
Manusia adalah mahluk yang kuat,
karena seorang manusia mampu menguatkan manusia lainnya dengan berbagai cara. Tengok saja kehidupanmu, kamu bisa menguatkan manusia lainnya dengan duduk diam di sampingnya dan mendengarkan segala ceritanya.
Kamu juga bisa memegang tangannya halus tanpa berkata, tetapi matamu dan tubuhku seakan meneriakkan dukungan tanpa henti.
Kamu juga bisa berbicara tentang berbagai hal yang terjadi pada hidupmu hari ini, kemarin, minggu lalu bahkan beberapa bulan yang lalu.
Kamu bisa menceritakan tentang sesuatu yang kamu sukai, yang kamu percayai, yang kamu pikirkan, bahkan sesuatu yang kamu imajinasikan.
Bahkan, kamu bisa menguatkan seseorang hanya dengan senyum sederhana dari bibirmu.
Hal-hal sesederhana dari dirimu itu, yang mampu menyentuh hati dan merombak pemikiran manusia lainnya bahkan memberikan semangat untuk keluar dari keterbatasan yang dibuat oleh tangan-tangan tak terlihat.
Lalu,, disaat seorang manusia mampu melakukan hal sehebat ini pada manusia lainnya, dimana letak kerentanannya?
Sudah hilangkah sisi kerentanannya?
Belum..
Manusia tetaplah mahluk yang rentan.
Manusia memiliki permasalahan, baik itu permasalahan yang telah dimilikinya sejak dahulu kala dan permasalahan yang baru muncul beberapa menit lalu.
Manusia memiliki kejadian traumatis bahkan berbagai pengalaman subjektif yang sangat mempengaruhi dirinya.
Pengalaman yang terkadang membuatnya lebih memilih untuk melupakan dirinya.
Pengalaman yang membuatnya bersembunyi di balik jati diri baru hasil kreasinya dan menyimpan diri lamanya begitu dalam dan begitu tidak tersentuh dunia luar.
Begitulah manusia menurut aku.
Manusia yang kuat, tetapi juga rentan.
Manusia yang mampu mengeluarkan manusia lainnya dari permasalahan, tetapi kesulitan untuk mencari celah keluar dari permasalahannya sendiri.
Apakah itu salah?
Tergantung dari sisi mana kamu melihat.
Dari sudut pandangku, tidak ada yang salah.
Manusia hidup dan berproses.
Selama dia masih ingin menikmati kehidupan dan berproses, dia akan menemukan manusia lainnya yang akan membantunya untuk keluar dari lubang permasalahannya.
Itu yang aku yakini.
Tulisan ini lahir dari proses pembelajaran selama 1.5 bulan terakhir.
Terima kasih kepada teman-teman Mapro Klinis UGM VIII yang telah mengajariku tentang fitrah kita sebagai manusia.
hiiii bu psycolog lama g posting XD
ReplyDeleteiya mas,,,
ReplyDeleteaku banyak banget pengen nulis. tapi apa daya mapro membuatku tak berkutik :P