Thursday, 16 December 2010

Mencapai Puncak Gunung

Naik naik ke puncak gunung
Tinggi tinggi sekali
Naik naik ke puncak gunung
Tinggi tinggi sekali
Kiri kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara
Kiri kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara
Naik-Naik ke puncak gunung (Lagu daerah dari Maluku)
Lirik lagu diatas begitu familiar kan?
Lagu anak-anak sepanjang masa ini menggelitik aku akhir-akhir ini.
Dulu, disaat aku beranjak remaja, aku sempat menertawakan lagu ini
Ngapain juga naik ke gunung liat kiri kanan. Jatuh baru tahu rasa!
itu komentarku dulu dan pernyataan ini belum begitu berbeda sampai beberapa bulan/minggu lalu.

Entah mungkin karena semester ini kuliahku agak lowong dari 2 semester lalu, jadi otakku yang memang suka berpikiran macam-macam menjadi tidak terbendung imajinasinya.

Seperti biasa, secara tiba-tiba, otakku langsung kepikiran lirik lagu ini di satu siang menjelang sore
Kiri kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara
tiba-tiba otakku memvisualisasikan aku sedang membopong ranselku naik ke gunung.
gunung yang hijau, dihiasi berbagai warna bunga yang menarik
langit biru tentunya terasa begitu dekatnya dengan aku saat itu
leherku tak henti berputar ke segala arah, seakan membantu memanjakan mataku melihat keindahan ini
puncak masih terlihat jauh, tapi aku terlihat begitu sumringah menenteng ransel hitamku menuju puncak.

Aneh,,
Visualisasi ini hanya terjadi tidak lebih dari 10 detik, tapi kenapa rasanya aku benar-benar ada disana ya?
Seakan aku benar-benar menuju puncak gunung dan melihat berbagai persembahan alam itu di depan mataku.
Bahkan, aku setengah mati menginginkan visualisasi itu kembali. Kali ini, aku akan memastikannya untuk bertahan lebih lama.
Seakan berhadapan dengan kaset macet, kali ini aku tidak berhasil. rasa penasaran dan keinginan untuk benar-benar ada disana membuatku susah untuk membayangkannya.

Lagi-lagi aku terdiam..
satu pemahaman menyusup di otakku.

Aku berjalan menuju puncak gunung, 
sama yah seperti posisi aku sekarang?

Aku saat ini sedang berusaha menuju puncak pendidikanku yang pertama, MENYELESAIKAN SKRIPSI.

Mataku seakan lapar melihat sekeliling, ada banyak bunga berbagai warna yang menarik mata,
sama yah seperti yang aku alami sekarang?
topik skripsiku menuntut aku untuk banyak berinteraksi dengan keluarga ODS (Orang Dengan Skizofrenia-cerita sebelumnya). interaksi ini bukan hanya sekedar bertemu beberapa menit dan menawarkan skala penelitianku untuk diisi, melainkan juga berbicara dan mendengarkan cerita mereka.

Aku bisa bilang, cerita-cerita mereka sangat menggugah aku.
Setiap aku bertemu satu keluarga ODS, aku hanya bisa mengurut dada dan mengucapkan rasa syukurku pada Allah.

Syukur karena Allah SWT masih memberikan begitu banyak hati mulia pada orang-orang terpilih ini.
Syukur karena Allah SWT masih memberikan rahmatNya pada orang-orang ini
terutama, Syukur karena Allah SWT masih memberiku kesempatan untuk mengenal keluarga-keluarga ini.

Jujur, ada rasa lelah dan pemikiran "apakah aku akan berhasil" saat aku melihat pergerakan angka responden skripsiku yang begitu pelan merangkak naiknya.
Alhamdulillah, Allah SWT masih sangat sayang dengan hambaNya yang satu ini

Aku diberikan DPS yang begitu baiknya dan begitu mendukung,

Aku diberikan dosen-dosen yang masih mau menoleh dan membantuku,

Aku diperkenalkan pada orang-orang yang begitu baik, yang mau membantuku mendapatkan responden dan belajar dengan melihat mereka menghadapi masyarakat,

Aku diberkahi teman-teman yang begitu luar biasanya mendukungku, bahkan dengan cara yang sepele seperti posting status di twitter dan facebook, juga posting notes dan blog,

Terlebih lagi, aku diberikan otak (dan atau hati?) yang cukup responsif terhadap banyak stimulus di sekitarku. Sehingga sering kali beberapa hal yang sepele (walaupun cuma sekedar sering jatuhnya sterofoam yang aku tempeli berbagai impianku atau uang 500 yang aku berikan pada tukang parkir atau adegan 1 sinetron, sekelebat iklan dll), dapat otakku rubah menjadi sesuatu yang aku analogikan dengan hidup sehingga dapat menginspirasiku sebegitu besarnya .

Kali ini, Otak (dan atau hati?) yang hebat ini kembali berulah sepertinya.
ditengah gerimis lelah dan putus asa yang terkadang muncul ini, Otakku selalu mampu menghadirkan berbagai hal yang justru membuat tekadku makin bulat.

Kamu pasti lelah dan merasa skeptis dengan jumlah responden yang kamu dapat sekarang Nhira, tapi lihat dan ingat wajah-wajah keluarga ODS yang sudah kamu temui. Kamu bukan hanya sekedar mendapatkan data di atas skala-skala penelitianmu itu. Kamu juga mendapatkan data kualitatif berkat obrolanmu dengan mereka dan kamu mendapatkan mata kuliah yang bernama Kasih Sayang dan Cinta Keluarga yang tidak kamu dapatkan di bangku kuliah mahalmu itu!

kalau kamu sadar, Ini adalah proses! Proses yang begitu berharga dan tak ternilai harganya. Proses yang tidak semua orang bisa sebegitu beruntungnya untuk menghadapi sendiri. Proses yang tidak begitu mudahnya untuk didapat. Proses yang mengajarimu begitu banyak hal, bahkan tanpa kamu sadari!
Pemahaman ini tiba-tiba saja datang padaku di tengah jalan saat aku mengendarai revoku kembali dari puskesmas hari ini.



Aku menaiki puncak gunungku saat ini 
Jalannya panjang dan mungkin berliku
Melelahkan dan mungkin aku akan sendirian di beberapa lekuk gunung
Tapi, akan selalu ada bunga-bunga berwarna-warni menarik hati di sepanjang perjalanan
Akan ada burung-burung berkicau memeriahkan suasana
Akan ada pohon-pohon dan awan yang menaungiku dari sengatan matahari dan serbuan rintik hujan
Akan ada teman seperjalanan yang aku temui
Akan ada keyakinan di hati, kalau aku akan sampai di puncak dengan selamat dan berbahagia
Pastinya, akan selalu ada Allah SWT yang membimbingku dan memberikan jalan

Well, I know it's a journey of mine that worth to travel..
So, No Hurry!! 
I will enjoy my every moment out of it. 


Saturday, 11 December 2010

Kopi Enak

Saya bukan penikmat apalagi pencinta kopi,
walaupun begitu saya suka kopi enak :)

Bagi orang-orang yang cukup mengenalku, mereka akan tahu kalau aku bukanlah peminum kopi. 
bukannya aku alergi pada kopi atau apapun, tapi simply karena aku nggak suka kopi. 
somehow, bau kopi membuatku tidak nyaman.
persis seperti bau jahe yang akan membuatku menolak berbagai macam makanan dan minuman bila bau jahe nya begitu menguar di udara. 
walaupun begitu, aku masih meminum kopi untuk kesempatan-kesempatan yang pastinya bisa dihitung dengan jari kuantitasnya. 

Lalu, mengapa di dini hari yang seharusnya aku memeluk guling, aku malah duduk di hadapan lappyku tercinta dan menulis tentang kopi? 

karena kopi ini BEDA
kopi ini kualitas JUARA dan pastinya berbeda dengan kopi-kopi lainnya. 

Kopi ini "Kopi Enak"
Enak karena nikmatnya dan rasanya yang tak ada duanya. 

Efeknya? 
Kopi ini mungkin tidak sekuat kopi double espresso yang sanggup membuatku tidak tidur berhari-hari dan membuat kepala pusing, tapi kalau dipikir-pikir lagi, kopi ini mampu untuk membuatku terjaga selama 1 malam. 

Kopi ini mampu membuat
- Aku tertawa karena letupan-letupan kecilnya
- Mataku berkaca-kaca terharu karena pantulan cahaya biji-biji kopinya
- Kegaduhan
- Dahiku berkerut dalam, karena terjebak dalam ketidak mengertian
- Mulutku untuk berbicara lebih banyak
- Level toleransiku berkurang bahkan hampir meneriakkan kejengkelan
- Aku berbagi berbagai pemikiran dan cita-cita
- Ketagihan!! 

Tidak merasakan nikmatnya kopi ini untuk jangka waktu tertentu, cukup membuatku sakau 
Sakau akan kebutuhan untuk mereguknya setiap saat aku mau
Sakau akan kehangatan yang ditimbulkannya
Sakau untuk mendengar berbagai celotehan yang tak henti terdengar seketika setelah kopi enak tersaji
Sakau akan keceriaan yang bisa aku dapat saat merasakannya 
Terlebih lagi, sakau akan keberadaan diriku yang penuh semangat dan tidak tertutup persona saat menikmatinya. 

Apakah aku sudah bilang kalau kopi ini kopi yang istimewa? 
Ya, kopi ini istimewa.
Kopi ini akan semakin nikmat seiring waktu bergulir
Kopi ini tidak akan pernah busuk atau basi, karena selama biji-biji kopi itu masih ada, kopi enak akan selalu tersaji kapanpun diinginkan. 

Malam ini, kembali aku menikmati kopi enakku
Hujan rintik yang tak kunjung henti tak menghalangi niatku untuk menyantap kopi enak ini, justru makin menyemangatiku untuk meredakan dahaga dan menghangatkanku 

Malam ini, kembali kopi enakku terasa begitu enak
Dan kenapa begitu? 
Karena Dorongan untuk mencicipinya begitu tak terbendung
Karena cita-cita, harapan, rencana, candaan dan pendapat makin merekatkan biji satu dengan biji lainnya 
Karena keberadaan masing-masing biji kopi membuatku bersyukur, bahwa biji-biji itu akan selalu ada disana dan selalu siap untuk diracik menjadi kopi terenak
Karena suasana yang tercipta begitu natural tanpa ada yang berusaha memperdaya

Alasan terakhir dan mungkin paling mendasar 
Karena aku menyayangi biji-biji kopi terbaik ini

Well, dengan adanya biji-biji kopi terbaik
Aku rasa bukan satu hal yang muluk untuk menikmati Kopi Enak kan?

I sipped my "kopi enak" with 3 others. I couldnt ask more for tonite ;-)

Monday, 22 November 2010

Tolong sayangi mereka. Mereka Juga Manusia

Mbak siti nya lagi jalan-jalan, paling nyariin sampah-sampah 
itu jawaban pertanyaan yang aku dan mbak elin (Psikolog Puskesmas) terima saat kami pergi mengunjungi rumah salah satu penderita skizofrenia dan menanyakan keberadaan mbak siti.

Mbak Siti (bukan nama sebenarnya) adalah seorang penderita skizofrenia, yang dalam bahasa inggris umum disebut PWS (People With Schizophrenia) atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut ODS (Orang Dengan Skizofrenia). Sepertinya pemberitaan tentang ODS belum begitu banyak terdengar yah? jangankan berita, istilah ODS saja pasti terdengar cukup menggelitik telinga kita.

Wajar memang! istilah ODS sendiri baru ada di pemahamanku saat aku semester 7, meskipun istilah skizofrenia sendiri sudah berkeliaran disekitarku semenjak aku kuliah. apa sih skizofrenia? kok namanya terkesan canggih banget. Well, sebenarnya penyakit ini juga cukup canggih sih.

Skizofrenia didefinisikan sebagai sebuah kelainan otak yang berbahaya dan kronis (Frith & Johnstone, 2003) yang dialami oleh individu dengan kondisi psikologis tertentu sehingga terjadi predisposisi genetik yang diaktifkan oleh faktor-faktor intrapsikis dan interpersonal (Gabbard dalam Arif, 2006) dan berlangsung selama paling tidak 6 bulan termasuk 1 bulan terlihatnya gejala aktif.  Penderita skizofrenia umumnya mengalami gejala-gejala yang umum terlihat seperti waham (delusi), halusinasi, gangguan proses pikir, ekspresi wajah kosong atau datar, dan perilaku yang aneh (Irmansyah, 2000)
Skizofrenia merupakan salah satu penyakit gangguan jiwa yang sangat berat. Loh, tadi katanya penyakit otak? Kok disebut gangguan jiwa juga? Maksudnya gimana?  Karena Skizofrenia ini menyerang bagian otak penderitanya, otomatis ada beberapa neurotransmitter yang tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik sehingga informasi-informasi tertentu yang seharusnya sampai di bagian otak yang tepat justru menghilang entah kemana. Parahnya lagi, informasi-informasi ini berkaitan dengan proses berpikir dan emosi penderitanya. Long put short, ODS memiliki hambatan dalam proses kognisi serta afeksi mereka. 

ODS ini biasanya menyendiri, sering terlihat melamun, berbicara sendiri, tak jarang tangan dan anggota tubuh lain bergerak-gerak liar, mengoceh sendiri sampai mengamuk. Mereka bisa terlihat sangat manis dengan duduk di satu tempat berjam-jam tapi uga tidak jarang berkeliaran dengan ekspresi marah tergambar di wajah. Kalau melihat mereka berbicara sendiri, bukan berarti mereka berbicara dengan angin. karena biasanya para ODS mengalami halusinasi, baik itu visual maupun auditori, yang membuat mereka melihat satu atau beberapa sosok yang berkegiatan seperti manusia biasa bahkan mengajak mereka mengobrol dan membisiki mereka untuk melakukan atau bahkan tidak melakukan sesuatu. Untung kalau mereka dibisiki untuk shalat, mengaji dan berbuat lain atau mungkin hanya sekedar disuruh untuk tidak mandi. cerita akan sama sekali berbeda saat si pembisik ini menyuruh untuk melukai atau bahkan membunuh seseorang.

Mengingat kegawatan dari penyakitnya, ODS banyak yang dimasukkan ke RSJ. aku bisa bilang, mereka yang masuk RSJ adalah ODS yang beruntung. Kenapa? karena banyak sekali di luar sana ODS yang luntang lantung mengukur jalan atau bahkan duduk terpasung di rumahnya dan oleh keluarga sendiri. Setidaknya di RSJ mereka akan mendapatkan pengawasan serta medikasi yang membuat fungsi keseharian (mandi, makan dan kegiatan pengisi waktu) mereka terus terjaga, sedangkan di jalan atau terpasung? Jangankan medikasi, mendapatkan perhatian keluarga saja sudah untung. 

Menyinggung tentang keluarga, banyak sekali psikolog, psikiater dan perawat di luar sana yang menyuarakan pentingnya dukungan keluarga bagi ODS. bagi beberapa pihak, mereka menyadari hal ini sehingga membuat mereka memperhatikan anggota keluarga yang menderita skizofrenia, yang lain? Wallahualam..

Sekarang coba posisikan diri kamu sebagai adik/kakak/ibu/ayah/anak dari seorang ODS. Setiap hari kamu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan  dan mengurus keluarga. Keadaan di tempat kerja bisa jadi cukup membosankan atau bahkan sangat padat, bahkan kamu harus membawa beberapa pekerjaan kantor untuk diselesaikan di rumah. Saat pulang ke rumah, kamu pastinya akan mencari ketenangan dan kenyamanan di istana kecilmu kan? tetapi apa daya. Yang harus kamu hadapi adalah rumah yang kotor karena sampah yang menumpuk di halaman / rumah yang berhamburan sebagai akibat dari terpaan badai amukan ODS / tetangga yang menuntut ganti rugi karena kaca rumahnya yang pecah karena dilempari batu oleh ODS. Belum lagi melihat ODS yang terlihat sangat kucel dan kotor, dari badannya tercium bau khas ODS yang cukup menyengat hidung dan yang membuat emosi memuncak adalah keengganannya untuk disuruh menuruti aturan kita. Di tengah kelelahan itu, kita masih harus memasak makanan dan menyuapi makan ODS. setelahnya, bukan berarti kita bisa tidur nyaman, karena bisa jadi ODS menolak untuk tidur, ia justru cukup aktif dengan terus berceloteh atau bahkan mengamuk. di awal bulan, saat gajian yang cukup dinantikan justru menjadi masa-masa pusing. karena selain kebutuhan dapur dan biaya sekolah anak, kita harus mengalokasikan dana untuk biaya pengobatan ODS. Kapan nabungnya? 

sedikit banyak itu adalah gambaran dari kejadian keluarga dengan ODS walaupun tidak selalu. Keluarga mbak siti cukup membuat aku tersentak. Mbak Siti sudah cukup lama mengidap Skizofrenia. Menurut adiknya, mbak siti dulu adalah seorang kakak yang pekerja keras dan cantik. setiap bulan dia selalu memberi adiknya susu dan mie 1 kardus. belum lagi kalau adiknya sakit, pasti dia merawat adiknya sampai sembuh. sampai suatu hari, dia jatuh cinta dengan lelaki dari pulau seberang. sejak berpacaran dengan lelaki ini, dia tidak lagi "menyubsidi" adik-adiknya. uangnya selalu habis bahkan sepeda yang menjadi transportasi sehari-harinya sering dibawa si lelaki. suatu hari, lelaki ini membawa mbak siti pergi dari rumah malam-malam. keluarga bingung luar biasa, segala usaha untuk mencari mbak siti dilakukan tetapi nihil. Pagi hari, mbak siti pulang sendirian dengan rambut yang sudah dipotong acak-acakan dan sejak itu ia menyendiri dan seakan hidup di dunianya sendiri. shock dengan keadaan anak tersayangnya, sang ayah pun terkena stroke dan akhirnya meninggal dunia. 

semenjak itu, adiknya mbak siti, mbak Tina yang merawatnya. 
kalau bukan saya yang merawat mbak siti, siapa lagi mbak? kakak dan adik-adik tidak ada yang peduli. cuma 1 kakak saya saja yang terkadang ke rumah dan memberi uang sekedarnya. adik saya yang cuma tinggal di sebelah ini saja, nggak mau peduli. jangankan memberi uang untuk mengobati mbak siti, saya ajak menjenguk mbak siti ke RSJ saja nggak mau kok. 
mbak siti memang kesehariannya berada di RSJ, hanya beberapa hari dia dirumah. kali ini mbak siti ada di rumah cukup lama karena hajatan merapi yang tak kunjung reda. berbincang-bincang dengan mbak Tina merupakan hal yang sangat menarik. 
mbak siti itu pas awal-awal di rumah baik-baik saja mbak. dia di rumah, nonton tv, ngajarin anak saya matematika, jalan-jalan sekedarnya saja bahkan berbelanja segala ke pasar dan supermarket. kemaren itu, pas dia pulang dia bawa 1 pak daging cincang dan daging potong itu lo. pas saya tanya beli dimana, katanya di kasih ibu-ibu. saya lihat di plastik, ternyata dia beli di supermarket. pas obatnya masih ada, dia baik-baik aja. nah pas udah habis ini, dia sering tiba-tiba bilang "Tuh loh, si mbah e njijiki. bajunya kotor, manggil-manggil aku", tapi pas tak liat nggak ada apa-apa tuh mbak. cuma pohon-pohon aja. 

saat aku tanya, mbak siti kalau lagi "kumat" gimana? mbak tina malah menjawab dengan santai bahkan dengan tertawa 
dia itu kalau lagi kumat ya paling jalan-jalan di sekitar rumah ini, mungutin sampah trus dibawa ke depan rumah. jadi tumpukan gitu. sering dipakai dia buat pura-pura masak gitu. pernah saya tegur "ntar jatoh lo mbak itu pancinya ditumpuk di atas sampah gitu". eh bener to, ternyata langsung jatuh. dianya ya ketawa aja. dia juga seneng masak mbak. kadang dia beli mie sendiri di warung, trus dia masak di samping rumah. kadang saya lihati saja, tapi juga sering tak tegur. "enak e mbak kayake". dia jawab "Nyoh,,,gek gelem yo dipangan wae". kadang juga tetangga lewat dan liat mbak siti sedang masak "enak e ketoke mbak siti". "gelem po om? nyoh..".
mbak siti itu nggak mau dikasih sesuatu kalau dia nggak kerja mbak. pernah dulu dia tiba-tiba dikasih uang sama tetangga pas dia lagi nggak ngapa-ngapain. dibiarin aja tuh duitnya. tapi pas dia lagi nyabutin rumput di jalan, trus ada yang ngasih duit, dia mau. karena dia merasa kerja untuk dapat duitnya. Dulu pernah dia nyapu rumah gede, sudah capek to ya nyapu-nyapu gitu. eh selesainya nggak dikasih duit. Wuih,,,itu ngomel-ngomel di rumah mbak! aku yo cuma bisa bilang "wis to mbak. nyapu di rumah wae. reget e neng omah ki". habis itu ya dia diem aja.
kisahnya terdengar baik-baik saja yah? jauh sekali dari suasana frustasi seseorang yang menghadapi ODS. saat aku bertanya "capek nggak mbak merawat mbak siti?"
Yah, mbak siti itu kakak saya mbak. semua sudah nggak peduli, siapa lagi yang peduli k

alau bukan saya? Lagipula saya ikhlas kok. mbak siti juga nggak pernah macam-macam mbak. di RSJ juga kata perawatnya, mbak siti ini aktif dan tenang. Eh, dulu saya pernah didatangi sama pemilik pemancingan, katanya ikannya semua mati gara-gara mbak siti ngasih nasi basi ke kolamnya. ya saya jujur saja, saya orang nggak punya. mau ganti pakai apa? untungnya orangnya juga ngerti-ngerti saja, jadinya ya tidak apa-apa. Paling cuma begitu saja mbak. capek membersihkan sampah yang dia bawa saja, tapi juga kadang dia bantu membersihkannya.
untungnya warga sini menerima mbak siti. kalau jalan-jalan itu nggak pernah diganggu, bahkan kalau malam gitu, tukang ojek kadang mengantar mbak siti ke rumah. mbak siti juga sayang sama anak-anak. orang-orang sekitar sini tahunya "Mbak siti itu baik..". Anehnya ya mbak, saya ini kan bukan orang kaya. Tapi semenjak ada mbak siti, entah bagaimana caranya. selalu saja ada rezeki. kan mbak siti ini berobat ke RSJ pakai Jamkesmas itu mbak. jadi saya nggak perlu bayar untuk pondokan dan obat. kalaupun bayar masih murah lah. Mengurus jamkesmas juga tidak repot mbak. Padahal dulu nama mbak siti nggak masuk KK saya, Alhamdulillah bisa diurus cepat. lancar lah pokoknya mbak. 
mendengar itu, aku menghela nafas lega.. legaaaaa sekali. Alhamdulillah, Allah memang selalu ada bagi para umatnya kok.

mendengar berbagai cerita tentang mbak siti tak urung membuat aku penasaran dengan sosoknya. ternyata memang jodoh, beberapa menit sebelum aku berpamitan mbka siti pulang. dia tidak masuk rumah, melainkan duduk di depan rumah adiknya, memegang kayu dan mengorek-ngorek tepian pintu. saat melihatnya, mau tak mau aku mengamini kata mbak tina yang menyatakan kalau kakaknya itu cantik. waktu memang telah berputar dan penyakitnya seakan membawa semangatnya pergi, tetapi guratan kecantikan di wajahnya itu benar-benar maish terlihat. saat aku memperkenalkan diri
"Nhira" sambil berjabat tangan. dia pun menyambut tanganku dan menyebut namanya.
"mbak siti ngapain?"
"duduk aja" *sambil tangannya tak berhenti bergerak tetapi perhatiannya ada padaku
"habis dari mana mbak siti?"
"dari jalan kesana" *dia terus berbicara tapi dengan bahasa jawa yang cepaaaat dan tak bisa kumengerti artinya
(merasa nggak ngerti, aku cuma senyam senyum aja), aku pun pamitan
"aku pulang dulu ya mbak siti.."
"Iya (dia tersenyum manis) mau kuliah ya?"
(supaya tidak panjang lebar, aku mengiyakan saja) Ooooh *kembali dilanjutkan dengan bahasa jawa. kali ini sambil berbicara merepet dia berdiri dan mengibaskan tangannya di baju. duduk di tumpukan batako dan menghadap aku. mbak siti terus berbicara dengan bahasa jawa dan dalam kalimat panjangnya itu dia beberapa kali mengucapkan "maaf.."
"kenapa kok minta maaf mbak siti?"
"Ora *kembali ngomong bahasa jawa lagi...". Urghh,,,gemes rasanya. pengen bisa ngerti apa yang dia omongin.


saat mbak tina membisikkan padaku "suruh dia mandi dan keramas mbak", aku bertanya
"mbak siti udah mandi belum? udah sore loh"
"Belum, aku ki bar *ngomong bahasa jawa lagi T.T"
akhirnya setelah beberapa menit berbicara dengan mbak siti, aku benar-benar pamitan


"mbak siti, aku pulang dulu yah. Nanti jangan lupa mandi dan keramas yah! biar wangi"
"Iya. Maaf ya *ngomong bahasa jawa lagi"


"Iya itu mbak. sering sekali ngomong maaf. setiap ada apa ngomong maaf, kadang gak nyambung sama yang dia omongkan" kata mbak tina
aku cuma bisa tersenyum.
Sambil pamitan aku berkata
semoga urusan mbak Tina selalu dilancarkan Allah yah. semoga yang mbak tina lakukan selama ini kepada mbak siti mendapat pahala dari Allah. saya cuma bisa mendoakan. semoga mbak dan keluarga selalu kuat dan selalu dapat berkah dari Allah. 
kata-kata ini hanya bisa diamini oleh mbak Tina.

Di perjalanan pulang, air mataku menitik perlahan sampai akhirnya membanjir. entah untuk siapa.
Bibirku terus saja berucap,
Tolong Ya Allah, berkahi orang-orang seperti mereka. berikan mereka segala lapangMu di dunia dan Akhirat. Sungguh cuma Engkau yang berkehendak dan cuma Engkau yang berhak melindungi dan merawat mereka. 
orang seperti mbak Tina itu langka sekali. andai saja semua keluarga ODS bisa selapang mbak tina merawat mbak siti, andai semua masyarakat seperti masyarakat desa ini, yang mau menerima orang seperti mbak siti di lingkungannya pasti ODS juga bisa merasakan indahnya dunia. 

Dunia bukan cuma milik orang sehat kan?
Dunia bukan cuma milik orang yang menderita penyakit organik kan?
Para penderita gangguan jiwa terutama ODS juga berhak untuk hidup bersama di dunia luas ini kan?

Tolong terima mereka dengan hatimu
karena sebenarnya, cuma itu yang mereka butuhkan.

Kalau mereka bisa memohon pada Tuhan, mereka pasti tidak ingin menderita gangguan jiwa
kalau mereka bisa memilih takdir, mereka juga tidak ingin memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa

Tolong Terima mereka..
Mereka Juga manusia..
Tolong Sayangi mereka.. 



Monday, 15 November 2010

Dengan kereta ku pergi, Dengan kereta ku kembali

naik kereta api Tuttt Tuttt Tutt
siapa hendak turut? 
Ke bandung... Surabaya... 
(Tak) bolehlah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik
Keretaku tak berhenti lama 

Di masa kecilku, lagu ini sering kali kunyanyikan dengan teman-temanku. biasanya kami menyanyikan ini saat main kereta-keretaan. rasanya senang sekali saat berdiri berbaris panjang dan badan berlenggak lenggok saat bermain kereta-keretaan ini. 
Saat itu nhira kecil belum pernah melihat dengan mata kepala sendiri seperti apa wujud si ular besi ini. Bentuk-bentuk kereta hanya bisa kulihat dari berbagai gambar di buku-buku mewarnai dan buku-buku belajar membaca. kejadian ini terus berlanjut, setidaknya sampai aku menginjak SD. Papa dan Mama mengajak berlibur ke Jakarta, dimana akhirnya aku berhasil melihat langsung si ular besi dengan kedua mataku sendiri. ternyata, hanya melihat tidaklah cukup. Ingiiiiin rasanya menjejakkan kaki ke dalam dan berjalan-jalan di dalam kereta. 
bagaimana yah rasanya naik kereta? 
sepertinya kurang lebih itulah yang terlintas dalam pikiranku saat itu. 

Akhirnya, niatan untuk merasakan naik kereta pun terlaksana. setelah melalui perencanaan panjang, akhirnya aku, winda dan devi berhasil mewujudkan misi kami untuk liburan ke bandung-jakarta. Berangkatlah aku dan devi ke bandung naik KA Eksekutif Turangga. Wuih,, pernah kan merasa sangat excited saat mendapatkan sesuatu yang kamu idam-idamkan sejak dulu? 

Pengen lompat-lompat?
jantung berdetak begitu cepat?
Bibir tak henti menyunggingkan senyum? 
Itu semua aku rasakan saat aku akhirnya duduk menunggu kereta ini datang di stasiun tugu Jogja. 

saat kereta datang? 
Percaya deh, jantung ini rasanya mau keluar saking senangnya.. Hahahaha

Sebenarnya, aku juga pernah naik kereta. Kereta Parahyangan dari bandung-jakarta dan Prameks Jogja-solo sudah pernah kunaiki, tapi dari dulu aku pengen banget merasakan naik kereta yang lama, perjalanan yang cukup lama sehingga aku bisa merasakan kursi kereta untuk tidur. 
akhirnya saya naik kereta!!!! 

Perjalanan kereta malam itu cukup menarik. walaupun cukup lelah, mata seakan tak rela untuk menutup. memang mata tak begitu dimanjakan dengan pemandangan di luar jendela, tetapi obrolan heboh di tengah malam cukuplah menjadi teman seperjalanan sembari mata ini berusaha melihat setiap detail dalam kereta ini. 

aku bisa bilang kalau perjalanan kereta dari jogja-bandung kali ini cukup menyenangkan, walaupun terkadang tidurku terusik dengan suara kereta yang agak horor (seakan roda kereta ini mau lepas dari relnya). tidurku cukup nyaman, AC dalam kereta masih dapat ditolerir (dapat selimut dan bantal juga looh!!!), penjual makanan berseliweran, barang aman dan tidak ada tindakan tidak senonoh yang terjadi. yah,, cukup pantaslah kereta ini menyandang gelar kereta eksekutif. 

Saat langit mulai terang, tanda matahari mulai menggeliat barulah pemandangan yang tak akan kulupakan selama hidupku tertangkap kedua mataku. sawah-sawah hijau dan gunung seakan membiusku di subuh itu. Saat aku beranjak dari kursiku untuk memenuhi panggilan alam, otomatis aku keluar gerbong keretaku. angin pagi yang dingin menusuk menyambut bersamaan dengan pemandangan hijau nan landai di luar sana. Sesaat aku merasa bukan di Indonesia. 
Subhanallah,, bagus banget siiih!!! Ini pemandangan JUARA nih. 

Belum putus rasanya kekagetanku, ternyata saat masuk ke toilet kereta ada yang lebih mengagetkanku lagi. Ternyata segala hajat yang dibuang di toilet ini tidak ditampung di tempat khusus melainkan langsung terjun ke bawah kereta (baca: jalan rel kereta). 
WOW

toilet seperti ini bukan pemandangan baru buat aku sebenarnya. saat safari zaman aku AFS dulu, aku juga pernah menggunakan toilet seperti ini, dulu kami menyebutnya "bush toilet", tapi kan itu di tengah-tengah hutan dan segala hajat yang dibuang pun akan langsung tertanam berpuluh-puluh meter dari permukaan tanah. bukan di jalanan kereta seperti ini!! Ckckckck,,, akhirnya aku menemukan satu ketidakpantasan dalam kereta eksekutif Indonesia. 

seakan tak mau kalah dengan pesawat terbang, ternyata kereta ini pun memiliki majalah kereta, berisi tentang berbagai informasi tentang kereta dan berbagai tempat wisata di kota Bandung dan sekitarnya. berhubung aku dan devi buta mengenai bandung, kami pun sepakat untuk mengambil majalah ini untuk menjadi guide kami, yang ujung-ujungnya nggak terlalu digunakan juga sih :)) dan sekarang pun aku lupa dimana menaruh majalah itu. 

Sekitar jam 7 pagi, akhirnya kereta ini memberhentikan diri di stasiun bandung. Aaaah,,, halo Bandung!!! bubur ayam depan stasiun pun diputuskan menjadi langkah awal kami berkuliner di bandung.. 

Aku pikir inilah kali terakhir aku menaiki kereta dalam liburanku ini. tapi ternyata merapi membuat liburanku yang awalnya cuma bandung jakarta harus bertambah menjadi tangerang. Situasi merapi yang tidak kondusif membuat papa mama merasa harus mengungsikan anaknya dan tanteku di tangerang dengan sigap menerima keponakannya ini. hihihi

keberadaan aku di tangerang nggak disia-siakan oleh tanteku. dengan semangat si tante mengajak aku ke mangga dua. 
kita ke mangga dua naik kereta aja neng, jam 9 kereta berangkat dari stasiun tangerang. nanti kita tinggal jalan atau naik angkot aja dari stasiun jakarta kota ke mangga dua. 
Denger mangga dua, aku siih hayuuuk aja!!!
Jadilah aku naik kereta lagi. bisa dibilang, selama "liburan" di tangerang aku cukup kenyang naik kereta. walaupun cuma berkereta selama 1 jam, ternyata cukup banyak hal yang aku lihat dan cukup membuatku tertegun. kalau selama perjalanan jogja-bandung yang aku lihat adalah yang baik-baik, maka kali ini aku melihat sisi gelap jakarta. 

rumah-rumah kecil dari kardus dan triplek terlihat rapuh tapi ternyata cukup kuat menahan terpaan kencangnya angin kereta. sampah berbagai bentuk dan jenis bertebaran di sekeliling rumah, hidup di rumah yang sempit dan kurang ventilasi belum lagi dengan sanitasi yang sangat jauh dari kata memadai. begitu kontrasnya dengan gedung-gedung modern nan kinclong di latar belakang rumah mereka. 


anak-anak kecil bermain di antara rel-rel rumit kereta, berlarian seakan tak kenal takut bahkan tidak tampak khawatir melihat kereta yang tanpa ampun berseliweran di sampingnya. sekelompok bapak dan ibu yang berjuang mencari nafkah dengan berjualan di antara rel-rel kereta api. bahkan segepok pisang yang dijual ditaruh hanya sekitar 10cm dari rel kereta. Ckckckck,,, satu realita kembali tersaji di hadapan mukaku.

2 kali bolak balik naik kereta tangerang ekspres ini cukuplah mengajariku banyak hal. berbagai cara mengejar kereta sudah dilalui, mulai dari duduk manis menunggu datangnya kereta sampai pada lari kocar kacir mengejar kereta yang sudah mau berangkat. perjalanan dengan duduk dan berdiri pun sudah dirasakan. beginilah memang kalau menggunakan transportasi umum.


Sampai akhirnya tiba saatnya untuk pulang ke Jogja. lagi-lagi karena merapi, penerbangan ke jogja semua ditutup. jadilah aku harus lewat solo dulu sebelum mencapai jogja. Untuk ke jogja pastinya harus naik prameks kan? disini terjadi kejar-kejaran waktu lagi antara aku dan prameks. pesawat mendarat sekitar pukul 5.10 dan kereta berangkat pukul 5.54. mau tak mau, taksi dari bandara adi sumarmo kuminta untuk ngebut mencapai stasiun purwosari. Phewww,,, sampailah akhirnya di stasiun dan tiket prameks pun aman di tangan. Tengok kanan kiri, stasiun ini cukup penuh. 
bakal berdiri di kereta ni kayaknya
benar saja,, prameks dari balapan sudah penuh banget. tambah lagi penumpang dari purwosari. Yaaa sudah,, berdirilah dengan tegar aku di kereta selama kurang lebih 1 jam. tak banyak yang dapat dilihat di luar kereta kali ini. tapi tentu saja pemandangan di dalam kereta tak kalah meriah. banyak penumpang yang duduk bergelimpangan di lantai kereta, anak kecil yang digendong papa mamanya dan terlihat damai sekali dalam tidurnya seakan tak mendengar teriakan penjual makanan dan koran mondar mandir gerbong, seorang lelaki dan wanitanya yang saling mengobrol lirih bahkan ada yang saling sms an padahal mereka duduk berseblahan, kakek yang duduk di pojokan memegang karung gandumnya erat, nenek yang berjongkok dengan menggandeng cucunya yang duduk bersandar di dada sampai pada muda mudi zaman sekarang yang heboh mengobrol atau bahkan hanya duduk diam sambil mendengarkan lagu yang ada di playlistnya. 

Kereta,,
dengan caramu sendiri ada pesona yang menguar


tampilanmu yang mewah 
maupun yang kusam mengajarkan berbagai hal padaku 

kini aku tak lagi hanya sekedar menyanyikan lagu kanak-kanak zaman dulu
aku MERASAKAN naik kereta api yang tak lagi berbunyi tuuuttt tuttttt tuuuttt..

beberapa menit sebelum kereta ini sampai di lempuyangan
tiba-tiba satu kesadaran menyusup di otakku 
kemarin pergi liburan naik kereta, sekarang pun mengakhiri liburan dengan kereta 

Well,, see you around train!!
Thanks for the amazing experience!

Sunday, 17 October 2010

Tangis seorang ibu

Suara sesenggukan di sebelahku tak urung membuat keningku berkerut. 
Ya, Ibu yang sedang berdoa di sebelahku ini menangis sesenggukan. 
Yah, sekarang kan sedang shalat. Wajar kalau dia menangis
Malam esoknya, kembali si ibu menangis. 
ternyata bukan hanya 2 malam ini, malam besok, besoknya, besoknya dan besoknya lagi si ibu masih tetap menangis tiap kali berdoa seusai shalat tarawih di masjid dekat rumahku. 

Tergerak dengan suara tangis pilunya, aku pun berusaha bertanya padanya malam ini
saya lihat, ibu selalu menangis saat berdoa seusai shalat. ada apa bu?
 ibu itu terdiam sebentar, lalu menjawab
Nggak apa-apa. saya cuma teringat suami saya. suami saya sudah meninggal beberapa tahun lalu
aku pun hanya dapat mengangguk kaku mendengar jawabannya lalu berpamitan pergi
Malam esoknya, kembali si ibu menangis. entah kenapa, kali ini tangisannya terdengar lebih memilukan. Berbekal rasa sok perhatian, kembali aku mendatangi si ibu dan bertanya 
saya merasa tangisan ibu lebih memilukan malam ini. Ibu kangen sekali ya dengan suaminya?
dengan masih sesenggukan, si ibu menjawab 
sebenarnya saya punya 2 orang anak. anak saya yang kecil sedang sakit panas. sudah berhari-hari panasnya belum turun-turun. saya mau bawa berobat, tetapi belum punya uang.
kali ini satu pemahaman merasuk dalam diriku. Mungkin saja tangisan-tangisan ibu di beberapa malam tarawih ini bukan hanya meneriakkan rindu pada suaminya, tetapi juga meneriakkan pertolongan kepada Allah bagi putra kecilnya. Kali ini aku tak hanya mengangguk kaku, aku berbalik menuju rumahku dan mengambil sedikit uang yang aku rasa cukup untuk pengobatan. segera aku bergegas menemui si ibu yang bersiap pergi meninggalkan masjid. 
Ibu, ini ada rezeki buat putra ibu. Besok pagi, segera dibawa ke puskesmas ya. Jangan ditunda-tunda lagi. belikan dia obat dan minum obatnya secara teratur
Hampir lemas rasanya badanku saat si ibu berusaha mencium tanganku dan bibirnya tak henti mengucapkan terima kasih. 
Alhamdulillah,,, saya akan bawa anak saya ke dokter besok pagi. Terima kasih banyak,, terima kasih banyak..

Malam ini, kembali aku tarawih di masjid ini tapi tak kulihat sosok ibu yang senantiasa menangis itu
Esoknya, kembali ku jumpai si ibu di masjid ini. Wajahnya terlihat lebih cerah. dengan semangat ia mendekatiku
terima kasih banyak sudah membantu saya kemarin nak. anak saya Alhamdulillah sudah sembuh. sekarang malah sudah bisa ikut shalat tarawih di masjid. Mau ketemu sama ibu baik katanya
aku hanya bisa tersenyum dan tak urung ada setitik kelegaan yang menetes di hatiku. ALHAMDULILLAH, masih bisa berbagi rezeki di bulan baik ini. 
Sepulang tarawih, si ibu tergopoh-gopoh menggandeng seorang anak lelaki mendekatiku. 
ini ibu baiknya, le
si anak langsung mencium tanganku seraya mengucapkan terima kasih. Dari hasil perbincangan malam itu, baru aku tahu bahwa ibu ini Janda beranak 2. suaminya meninggal beberapa tahun lalu karena sakit. rumahnya ternyata cukup jauh dari masjid ini, tapi ia rela menempuh jarak yang jauh demi mendapatkan zakat fitrah dari masjid ini. lagi-lagi aku merasa hatiku teriris mendengar penuturan ibu ini. 
Malam-malam tarawih terus berlalu, si ibu masih kerap menangis walaupun kini sesenggukannya terdengar lebih lirih. satu yang aku perhatikan, makin hari wajahnya terlihat murung. kembali aku ajak si ibu mengobrol. 
kenapa kok wajahnya murung bu?
kaget dengan kedatanganku yang tiba-tiba, si ibu sedikit terlonjak. 
Ah, tidak. Lebaran sudah dekat. anak saya tanya tahun ini dia bisa pakai baju baru atau tidak? Saya nggak bisa jawab. karena saya juga tidak tahu.
aku pun hanya tersenyum samar mendengarnya
Esoknya, aku mencari putra si ibu tadi. sebelum pulang, aku beri dia amplop. 
ini buat beli baju ya. Buat kakak juga.
terlihat sekali ekspresi tidak nyaman dari si ibu. 
bukan maksud saya untuk meminta kepada ibu. sungguh
saya juga hanya bermaksud untuk berbagi rezeki dengan anak ibu, tidak ada maksud lain 
mendengar itu, si anak kembali mencium tanganku. wajah si ibu pun tersenyum. Aku hanya berharap, senyum di wajah sang ibu dapat terus terpasang di wajahnya. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik bagi keluarga ini, hanya itu doaku saat itu
Esoknya, wajah si ibu kembali cerah. 
anak saya tidak bisa berhenti tersenyum hari ini. semenjak pulang dari membeli baju di pasar, kerjanya hanya memandangi baju barunya terus. dia terlihat bahagia sekali.. Terima kasih banyak bu
Tak kuasa membayangkan ekpresi anak itu, aku hanya bisa mengangguk dan dalam hati bersyukur atas segala rezeki yang telah Allah berikan padaku dan keluargaku. 
-sebuah cerita nyata yang dialami langsung oleh Tanteku di Bulan Ramadhan 1431 H-

Bersyukurlah kawan, 
karena kamu masih bisa tidur dan makan enak

Bersyukurlah kawan, 
karena kamu masih memiliki uang untuk terus menopang hidupku, walau sekadarnya

Bersyukurlah kawan,
karena kamu masih memiliki hati untuk melihat penderitaan orang lain

Bersyukurlah kawan, 
karena kamu masih bisa menolong orang lain


Wednesday, 29 September 2010

The Skripsweet begins

satu sms darii seorang teman -sebut saja Devi- membuat perutku langsung melilit
Say,, DPS udah ada. kamu mau liat sendiri apa aku kasih tau?

dengan cepat aku langsung membalas
siapa say?

Lama tak kunjung ada balasan, akhirnya temanku yang satu lagi -sebut saja winda- menelpon devi dan langsung menanyakan nama DPS.setelah winda menanyakan DPS nya, akhirnya winda bilang kalau
DPS mu Bu Sofi

Kalau sms tadi membuat perutku melilit, telepon ini malah membuat mulutku terkunci, diam seribu bahasa dan lututku lemas.
it's true,,
i dont try to be such an exaggerated girl or whatsoever, but my reaction was pretty much it.

Bukannya bu sofi nggak pernah terlintas di pikiranku, bahkan dulu disaat semester awal aku pengen untuk dibimbing beliau, tapi makin kesini dan mengerti bagaimana ibu, aku lebih memilih untuk "menyimpan" ibu untuk S2 nanti (AMIN).
jadi beralihlah aku ke Ibu Nuryati Atamimi. apa mau dikata, takdir berkata lain dan jadilah bu sofi DPSku.
Tau apa kalimat yang aku ucapkan saat lumayan sadar dari speechless nya aku?
ntar aku bimbingan pakai baju apa yah?
kontan aja si tiara dan winda langsung ketawa ngakak.

Hahaha,,, gini nih kalau punya DPS yang strict masalah berpakaian rapi.
well,, masalah berpakaian jujur bukanlah satu hal yang menjadi major concern aku, aku malah sedikit takut dengan perfeksionisnya ibu dan keribetan nanti.

But hey,, skripsi mana sih yang nggak ribet?
So, i'll receive this great news with all of my heart and i thank God for giving me bunda sofi as my supervisor.

She's one of the best lecturer and psychologist ever.
I think it's one of Allah's way to make me become a better person (and a better -up coming- clinical psychologist).
AMIN... AMIN YA RABBAL ALAMIN

Tuesday, 28 September 2010

wake up call

Kamu harus masuk di tema skripsi kamu
Jadi kamu benar-benar tahu apa yang kamu lakukan, bukan cuma asal mengerjakan skripsi.

kalau kamu sudah benar-benar menyatu dengan tema kamu
kamu akan enjoy banget menjalani semuanya.
kalau nggak,,
kamu akan menjalani semuanya setengah-setengah
hilang arah
nggak tau kamu sebenarnya lagi ngapain..


Metode penelitian jadi urusan belakangan,,
mau itu kuantitatif
mau itu kualitatif
kalau kamu sudah merasa masuk dengan tema kamu,
Kamu akan baik-baik aja (Marina, 2010)

Cukup membuat aku berpikir tentang segala "ketar ketir" yang aku alami selama ini..

Harus bagaimana?
Siapkah?

apakah keinginan hati kecilku akan kalah dengan sebuah tuntutan?

God, Please Help me..

Tuesday, 7 September 2010

The LAST but not the VERY LAST Story

sekarang aku dapat bernafas lega
AMAT LEGA..

Amanah yang sudah kusandang selama kurang lebih 6 bulan terakhir akhirnya berakhir. 
ibarat proses membatik, proses "melorot" malamnya sangat sangat sempurna. :) *apaaaa sih Nhir?

Well, bagi yang membaca mungkin hanya akan berpikir 
Hhh,,just another KKN story! Boring!!!

Yah, memang ini adalah "just another KKN Story"
lagi-lagi aku bercerita tentang KKN ku. Maafkan kalau kamu sudah muak (mengingat semenjak akhir agustus 2010 hampir semua jejaring sosial yang sedang eksis di kalangan muda mudi dipenuhi dengan berbagai status tentang hari-hari terakhir serta perpisahan dengan masing-masing unit KKN serta warganya) tapi bagi aku dan para KKNers lainnya, mungkin tak akan pernah ada rasa muak atau bosan saat membicarakan masa-masa KKN. selalu saja ada memori yang tiba-tiba berloncatan minta diceritakan oleh bibir masing-masing. believe me, it's even quiet hard to still silent about it. 

di beberapa posting terdahulu, aku telah memberikan gambaran tentang Unit KKNku. aku pernah menyebut KKNku adalah KKN HEBAT. 
dengan bangga, aku masih mampu menyebut bahwa Unit KKNku adalah KKN HEBAT. 

Cerita ini teruntuk kalian Belukers :) 
Belukers, 
hanyalah segerombolan anak-anak yang tergabung oleh nasib
Katakanlah kami beruntung, karena mendapat tugas dari Yang Maha Kuasa untuk mengabdi pada masyarakat Beluk. 

Mengabdi? 
Yah,, aku harap proses kita selama kurang lebih 2 bulan terakhir makin membuat kita mengerti apa itu mengabdi.

Belukers,,
24 orang dengan keunikan masing-masing berkumpul menjadi satu
ada ego yang membuncah
kebutuhan untuk didengarkan, dimengerti, diterima serta disayang
keinginan untuk menampilkan diri apa adanya
dorongan untuk selalu tertawa bahagia tanpa meninggalkan 7 huruf yang disebut PROGRAM

Belukers,,
24 orang dengan tingkah polah masing-masing
berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai hal baru -sebut saja makanan, tempat tidur, teman serumah, teman sekamar, kebiasaan masing-masing teman-
berupaya menjalankan program dengan sebaik-baiknya, bergaul dengan warga sekitar dan mendapatkan hati mereka
harapan tak munafik untuk mendapatkan nilai A untuk mata kuliah Wajib bersifat Interdisipliner ini.  

 Belukers,,
masih ingatkah masa ini? 
masa-masa survey di awal kita baru ber 13 orang. 
ini embrio kita teman..
disini semua bermula.
jujur, aku sempat merasa sangat gamang dan takut melangkah.
ribuan tanya ada disana 
pertanyaan klasik seperti
gimana nanti jadinya KKN ku? Jadi kormanit seribet apa yah? bisa nggak aku mimpin teman-temanku? 
semua berasa terbang di langit-langit otakku
Belukers,,
masih ingatkah saat-saat rapat kita dahulu?
saat dimana kita mencoba merumuskan berbagai program berdasarkan pemikiran dan kreativitas masing-masing dengan tak lupa "pembantaian" dari pihak lembaga mitra.

masih ingatkah jadwal rapat kita? 
Tiap Kamis jam 3.30 di kos Manda..
aku masih ingat berbagai sms yang menyambangi Nokia 5310 setiap kamis sekitar jam 3an 
"Mbak Nhir, aku telat rapat ya. masih ada .... dulu"

masih ingatkah masa-masa rebutan makanan saat rapat? 
bisa ngitung nggak seberapa cepatnya makanan-makanan peneman rapat berhasil kita sikat sampai habis? 
bisa ditebak kan siapa yang paling berkontribusi dalam menghabisi berbagai macam makanan itu?
n ssssssssssssstttttttttt,,, bahkan dari rapat-rapat rutin itu pun berbuah benih-benih kisah kasih nyata yang TERNYATA makin tumbuh subur di Beluk :)) 



 Belukers,,
masih ingatkah kalian masa-masa mendekati KKN dimana kita sibuk memikirkan dana KKN kita, sibuk jualan ini itu demi segepok rupiah demi kehidupan program kita selama 2 bulan? 
Belukers,,
masih ingatkah saat-saat penentuan sub unit, kormasit dan kormater? 
hebohnya kita membagi 23 orang (yang saat itu blom ketambahan irwan) menjadi 3 sub unit. sampai ada plan A-plan D. ribut-ributnya Boni yang gak mau dijadiin kormasit, tapi toh di tiap Plan dimanapun dia berada selalu jadi kormasit :))

Belukers,,
masih ingatkah di tanggal 4 juli 2010, dimana kita mulai diterjunkan dan mulai menghadapi hari-hari di Beluk. Mulai menata rumah 
menuliskan kaliamat "konsolidasi sub unit" di K3 untuk menggambarkan kegiatan nonton bareng, main kartu bareng, main PS, ngobrol nggak jelas sampai diskusi.

Belukers,,
masih ingatkah saat hari kedua kita disana disaat kita dengan sukses dibuat kalang kabut gara-gara harus menyebar undangan kepada bapak RT/RW -yang ujung-ujungnya hanya beberapa undangan yang bisa disampaikan karena KITA yang sudah kepala 2 ini ternyata masih takut dengan mahluk yang bernama anjing-?

Belukers,,
masih ingatkah saat program-program mulai berjalan?
ada kepusingan hebat melanda gara-gara program
ada dahi penuh kerutan disana
ada wajah-wajah tegang penuh harap
ada rasa jengkel
ada senyum kecut tergambar di wajah
ada rasa lelah
ada masa-masa labil
ada rasa bosan yang terkadang menyeruak
ada rasa malas
ada rasa geram yang tak jarang berbuah marah

sesuram itu kah?
Aku jamin, selalu ada masa suram

Bagaimanapun, langit tak selamanya suram kan kawan?
bahkan setekah badai pun selalu ada sinar hangat penenang hati

Belukers,,
masih ingatkah kalian wajah-wajah lega nan cerah terpancar setelah kita selesai program?
selalu ada senyum-senyum malu
selalu ada suara tawa menggelegar
ada candaan khas tiap hari
ada semangat
ada senyum lepas
ada hasrat untuk selalu mempersembahkan yang terbaik
selalu ada masa-masa Kasmaran
ada tawa saat mengingat berbagai hal-hal kecil
ada rencana-rencana ngabur dari pondokan yang selalu membangkitkan semangat :)
ada cinta yang bersemi dan tumbuh subur
ada persaudaraan yang mulai mengakar disana
ada saat-saat dimana kita merasa hebat dengan berani mengambil sikap tegas saat sesuatu yang tidak benar terjadi
ada keluarga baru yang ditemukan
selalu ada saat-saat dimana kita bermain,,, bermain dan bermain..
ada masa foya-foya khas Beluk
ada senandung berbagai lagu
ada saat-saat dimana kita merasa kembali ke masa kanak-kanak (sesuatu yang beberapa bulan lalu terasa bodoh untuk dilakukan, tapi toh pesona KKN mampu menyibak segala tabir JAIM)
ada tangisan perpisahan
ada masa-masa heboh

Belukers,,
masih ingatkah tingkah polah kita ini?


Thanks for all things that we've shared,
i -as the leader-might be mean, cranky, cruel, self centered (you name it) to you all
but that's because i Love you all

Thanks for  all moments we've been through
it's such an honour to have you guys as my family

Dear Belukers,,

I fall asleep with my friends around me, the only place i know. I'm going to call this home (Jimmy World)